TEMPO Interaktif, London - Sekelompok masyarakat Jerman yang fokus pada masalah etika dan tingkah laku sosial meminta agar aksi cium pipi kiri cium pipi kanan dilarang di tempat kerja. Kelompok masyarakat bernama The Knigge Society menilai praktek menyapa rekan kerja dan kolega bisnis dengan cara cium pipi kiri cium pipi kanan dianggap tidak nyaman bagi segelintir warga Jerman.
Ketua The Knigge Society, Hans-Michael Klein, mengatakan ia mendapat berbagai surat elektronik dari para pekerja yang mempersoalkan praktek cium pipi kiri cium pipi kanan. Klein menyarankan warga Jerman di tempat kerja untuk tetap pada tradisi dengan cara bersalaman.
"Kami tidak bisa melarang," ujar Klein kepada BBC. "Tetapi kami harus melindungi orang yang tidak ingin dicium. Jadi, kami menyarankan bagi orang yang tidak setuju dengan praktek tersebut untuk mengutarakannya dengan cara menaruh pesan dari kertas yang ditempatkan di meja mereka."
Klein mengaku menerima 50 surat elektronik tahun ini mengenai meningkatnya praktek cium pipi sebagai salam dalam kerja. "Orang-orang mengatakan itu bukan tindakan khas Jerman," kata Klein. "Itu memang biasa dilakukan di Italia, Prancis, dan Amerika Selatan, dan di beberapa tempat dengan konteks budaya tertentu. Mereka mengatakan kami tidak menyukai itu."
The Knigge Society rapat untuk membahas masalah tersebut dan melakukan survei terhadap orang-orang di jalan dan di seminar yang mereka adakan. "Mayoritas orang mengaku tidak menyukai itu. Mereka merasa ada aspek erotis dalam hal tersebut, bentuk kontak badan yang bisa dilakukan agar seorang pria bisa mendekati seorang wanita," kata Klein.
Menurut Klein, di Eropa ada 'zona jarak sosial" sekitar 60 sentimeter yang harus diamati. Dalam bahasa Indonesia, Knigge berarti "tingkah laku yang sopan". Komunitas tersebut memiliki markas di sebuah puri yang terletak 80 kilometer dari Dortmund.
BBC| KODRAT