TEMPO Interaktif, Washington - Departemen Luar Negeri Amerika menyiapkan hingga hampir US$ 3 miliar (Rp 25 triliun) untuk menyewa pasukan keamanan yang akan melindungi para diplomat di Irak setelah AS menarik pasukan terakhir mereka dari negara itu akhir tahun ini.
Dalam keterangan yang dibuat Senin, 6 Juni 2011, Patrick Kennedy, Wakil Menteri Luar Negeri untuk Manajemen, mengatakan departemen berencana untuk menyewa pasukan berkekuatan 5.100 personel untuk melindungi personel diplomatik, menjaga bangunan kedutaan, serta mengoperasikan sebuah armada pesawat dan kendaraan lapis baja.
Berbicara mengenai risiko keamanan di Irak, lima tentara Amerika tewas Senin lalu dalam serangan di Bagdad, yang merupakan kehilangan terbesar bagi militer AS di sana sejak April 2009.
Kurang dari 50 ribu tentara AS berada di Irak. Berdasarkan perjanjian keamanan AS-Irak 2008, semua pasukan AS harus meninggalkan negara itu pada akhir tahun ini. Mereka hanya meninggalkan sebuah kantor militer kecil untuk mengawasi penjualan senjata.
Sementara pejabat AS telah menyatakan kesediaan untuk menempatkan kekuatan kecil di negeri ini, tidak jelas apakah Pemerintah Irak akan membuat permintaan yang akan menghadapi penentangan kuat di Irak.
Kehadiran staf diplomatik AS akan tetap dipertahankan. Departemen luar negeri dan pertahanan bersitegang soal teknis penyediaan keamanan untuk Kedutaan Besar AS di Bagdad yang menjadi target serangan roket. Begitu juga dengan pos-pos diplomatik di provinsi-provinsi.
FOXNES | ERWIN Z