Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sikap Negara-negara NATO Terbelah

image-gnews
Keluarga melepas keberangkatan kapal USS Bataan dari Pangkalan Angkatan Laut Norfolk, Virginia, Amerika Serikat. USS Bataan berangkat ke Laut Mediterania untuk membantu pelaksaan resolusi  internasional di Libya. AP/ The Virginian-Pilot, Steve Earley
Keluarga melepas keberangkatan kapal USS Bataan dari Pangkalan Angkatan Laut Norfolk, Virginia, Amerika Serikat. USS Bataan berangkat ke Laut Mediterania untuk membantu pelaksaan resolusi internasional di Libya. AP/ The Virginian-Pilot, Steve Earley
Iklan
TEMPO Interaktif, Tripoli - Negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terbelah dalam menyikapi perlu tidaknya organisasi internasional ini memimpin operasi militer ke Libya menggantikan koalisi Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Turki, Jerman dan Prancis terang-terangan menolak, sementara Amerika Serikat dan Inggris mendukung.

"Serangan militer NATO ke Libya itu absurd!" kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. ”Kontraproduktif bagi NATO”.

Organisasi keamanan bersama yang dibentuk pada 1949 ini memiliki 28 anggota. Sejak Operasi Pengembaraan Fajar digelar Sabtu pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah meminta NATO memimpin operasi itu. Menteri Inggris David Cameron menyetujui usulan Washington tersebut. Sembari menunggu keputusan NATO, operasi militer di Libya dipimpin secara bergiliran. Prancis mendapat giliran pertama memimpin pasukan internasional itu.

Operasi militer pasukan internasional ini dilakukan setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi pada Kamis pekan lalu. Resolusi ini muncul setelah pemerintah Tripoli dinilai menembaki ribuan demonstran di pelbagai kota. PBB memberlakukan zona larangan terbang di Libya dengan memperbolehkan penggunaan serangan udara yang diperlukan.

Usulan Amerika dan Inggris yang mendorong NATO berada di baris terdepan itu ditolak Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Ia ingin NATO mengemban perang sebagai pendukung sebagaimana terjadi dalam enam hari terakhir. Keputusan, kata Sarkozy, tetap ditentukan oleh negara-negara yang duduk di koalisi, yaitu Amerika, Prancis, dan Inggris.

Ide ini didukung Turki dan Jerman, yang sejak hari pertama serangan dilancarkan ke Libya pada Sabtu pekan lalu itu, ogah ikut andil.

Selama enam hari terakhir, tugas resmi NATO dalam operasi internasional adalah memberlakukan embargo senjata terhadap Libya. ”Kapal-kapal dan pesawat terbang NATO telah dikumpulkan di Laut Tengah untuk melaksanakan tugas tersebut,” kata Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepada Tempo, Asisten Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Dr. Stefanie Babst yang sedang berada di Jakarta menyatakan bahwa NATO siap memimpin operasi militer di Libya. "Kami setuju menggelar operasi yang mulia ini," kata Dr. Babst.

Liga Arab, kelompok di luar NATO, menyatakan siapa pun yang memimpin operasi pasukan internasional itu tak boleh menelan korban jiwa sipil. "Kareana ini jelas bertentangan dengan visi kami," tutur Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Mousa.

Alhasil, belum ada konsensus internasional yang bulat seputar peran NATO di Libya. Ide untuk tak sekadar melibatkan NATO tapi juga dunia internasional seperti Liga Arab dan Uni Afrika pun muncul. "Kami akan memasuki fase kedua," kata Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe. "Kami akan undang negara lain," tutur Menteri Luar Negeri Inggris William Hague.

Hague menyebut pertemuan itu akan digelar pada Selasa ini di London, Inggris. Sementara pertempuran antara pasukan kelompok oposisi dan pasukan Kolonel Qadhafi berlanjut di sejumlah kota penting. Tank-tank pemerintah dan arteleri berat terus merangsek, menggasak pasukan oposisi. Seperti janji Qadhafi, "Kami akan habisi pengkhianat yang bersekongkol dengan Amerika."

| AP | INDEPENDENT | DAILYMAIL | REUTERS | ANDREE PRIYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Ladang minyakperusahaan minyak Italia Eni di Mellitah, Libya. AP/Eni Press office
Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.


Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai tangan dari mobilnya saat ia kembali ke Korea Utara usai mengadakan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, 27 April 2018. (Korea Summit Press Pool via AP)
Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.


Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Saif al-Islam (kiri) dan ayahnya, Muammar Gaddafi. REUTERS/Chris Helgren (kiri) and Jamal Saidi
Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.


ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS memaksa perawat Filipina memberikan pelatihan medis di Libya. scmp.com
ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.


Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.


Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Para migran dari Eritrea terjun ke laut dari kapal yang penuh penumpang di perairan Mediteranian, sekitar 13 mil di utara Sabratha, Libya, pada 29 Agustus 2016. Ribuan pengungsi yang menaik 20 perahu lebih diselamatkan oleh anggota LSM. AP/Emilio Morenatti
Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.


Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

sxc.hu
Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.


Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Pasukan Libya yang berafiliasi dengan pemerintah saat bertempur dengan ISIS di Sirte, Libya, 22 September 2016. AP/Manu Brabo
Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."


Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Pasukan Libya yang berkoalisi dengan PBB menembakan roket saat bertempur dengan ISIS di Sirte, Libya, 4 Agustus  2016. REUTERS/Goran Tomasevic
Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.


Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Aksi pasukan tentara Libya dalam pertempuran melawan militan ISIS di Sirte, Libya, 21 Juli 2016. Tentara Libya bersekutu dengan pasukan PBB untuk merebut kembali kota Sirte dari tangan kelompok militan tersebut. REUTERS
Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).