TEMPO Interaktif, Jakarta -Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia menggelar pertemuan dengan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon di tengah ketegangan terkait pengumuman Israel mengenai pembangunan tempat pemukiman Yahudi baru di Jerusalem Timur.
Kelompok kuartet untuk Timur Tengah itu meminta Israel menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi, menyusul diumumkannya pembangunan 1.600 unit perumahan baru di Jerusalem Timur oleh Israel.
Pengumuman itu mendorong Palestina untuk menyatakan tidak bisa memulai pertemuan tak langsung dengan Israel. "Kuartet mendesak pemerintah Israel menghentikan semua kegiatan di pemukiman Yahudi, termasuk pertumbuhan natural, membongkar pos yang didirikan sejak Maret 2001 dan menahan diri dari penghancuran dan pengusiran di Jerusalem Timur," kata Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Dalam pertemuan itu, hadir Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Baroness Ashton.
"Mengingat pendudukan Jerusalem Timur tidak diakui oleh komunitas internasional, Kuartet menggarisbawahi bahwa status Jerusalem adalah persoalan perundingan status permanen yang harus diselesaikan melalui perundingan pihak terkait, dan mengecam keputusan pemerintah Israel untuk memajukan rencana pembangunan perumahan baru di Jerusalem Timur," kata Ban Ki-moon.
Dia menambahkan pembicaraan antara Palestina dan Israel harus menghasilkan sebuah kesepakatan yang mencakup sebuah negara Palestina dalam waktu 24 bulan. Namun rangkaian peristiwa yang terjadi di Timur Tengah hari Kamis memperlihatkan berbagai kesulitan yang dihadapi oleh kuartet.
Di lain pihak, Perdana Menteri Israel Binyamin Netanyahu juga mengadakan pembicaraan telepon dengan Clinton yang sedang berada di Moskow. Namun tidak ada rincian tentang isi pembicaraan itu.
"Mereka mendiskusikan berbagai tindakan khusus yang mungkin akan diambil guna memperbaiki suasana untuk mencapai kemajuan menuju perdamaian," kata jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, PJ Crowley, di Moskow.
Crowley menambahkan Washington akan meninjau kembali tanggapan Perdana Menteri Israel dan bekerja dengan Israel dan Palestina agar perundingan tidak langsung tetap bergulir.
Sementara itu George Mitchell, utusan Amerika Serikat untuk Timur Tengah, tidak mencapai kemajuan berarti dalam kunjungannya yang tertunda karena pertikaian soal pemukiman itu.
BBC | ANGIOLA HARRY