TEMPO Interaktif, Kabul - Jumlah tentara Amerika yang tewas di Afganistan telah mencapai 1.000, kata sebuah situs independen, Selasa.
Icasualties.org mengatakan 54 tentara Amerika tewas tahun ini di Afganistan, yang meningkatkan jumlah korban menjadi 1.000. Sementara tahun ini delapan tentara Amerika tewas di Irak, dengan total telah mencapai 4.378.
Kenaikan korban tewas menjadi 1.000 itu bertepatan dengan serangan terbesar melawan Taliban, yaitu sebuah serangan yang dipimpin NATO di distrik Marjah, Helmand, provinsi paling bergejolak di Afganistan.
Operasi itu merupakan ujian awal strategi Presiden AS Barack Obama untuk merebut kembali benteng Taliban dan menyerahkannya kepada otoritas Afganistan sebelum awal penarikan mundur pasukan Amerika pada tahun 2011.
Afghanistan menempati posisi atas agenda kebijakan luar negeri Obama dan semakin banyak korban Amerika atau kampanye militer yang gagal memberi stabilitas ke negara itu dapat membahayakan kepresidenannya.
Kekerasan saat ini berada pada level tertinggi sejak penggulingan Taliban tahun 2001. Tahun lalu adalah perang paling mematikan bagi warga sipil dan pasukan asing.
Marjah adalah contoh utama dari tantangan yang dihadapi pasukan Amerika dan sekutu-sekutu NATO mereka. Mereka telah mengambil alih wilayah-wilayah kunci, tapi masih menghadapi perlawanan keras dari Taliban, yang memenuhi jalan-jalan dengan bom tersembunyi.
Kesuksesan operasi itu bergantung pada apakah mereka dapat mencegah para pejuang Taliban merebut kembali benteng mereka dan memastikan pasukan Afganistan dapat mengamankan daerah itu dengan kekuatan mereka sendiri.
Marjah hanya dapat stabil setelah pemerintah setempat menyediakan pekerjaan dan kesempatan ekonomi untuk menjaga loyalitas penduduk setempat, kata para analis.
Obama pada bulan Desember mengumumkan menambah 30 ribu lebih pasukan Amerika ke Afgan untuk berperang. Ia berharap untuk mulai membawa pulang pasukan Amerika dari Afganistan di pertengahan 2011.
REUTERS | EZ