TEMPO Interaktif, Marjah, Afganistan - Tiga warga sipil Afganistan kembali tewas dalam serangan terhadap kubu Taliban di selatan, menurut pasukan NATO hari Selasa.
Kematian itu - dalam tiga insiden terpisah - terjadi setelah dua rudal Amerika menghantam sebuah rumah di pinggiran kota Marjah pada hari Minggu, yang menewaskan 12 orang, setengah dari mereka anak-anak. Para pejabat Afganistan hari Senin mengatakan tiga pejuang Taliban di rumah itu pada saat serangan.
Sekitar 15 ribu pasukan NATO dan pasukan Afganistan mengambil bagian dalam serangan besar-besaran di sekitar Marjah. Marinir Amerika merupakan ujung tombak serangan itu.
Serangan itu adalah operasi gabungan terbesar sejak invasi pimpinan Amerika di Afghanistan 2001, dan ujian utama dari strategi NATO untuk melindungi warga sipil, bukan membunuh pemberontak.
Tapi di hari keempat penyerangan yang bisa berlangsung berminggu-minggu itu, tembakan dan ledakan bom yang dikendalikan menimbulkan kekhawatiran bahwa warga sipil akan menanggung beban pertempuran.
Dalam dua insiden terbaru, beberapa pria Afgan mendatangi pasukan NATO dan mengabaikan teriakan dan isyarat tangan untuk berhenti, kata NATO. Tentara melepaskan tembakan dan membunuh mereka.
Dalam insiden ketiga, dua laki-laki Afganistan terperangkap dalam baku tembak antara militan dan pasukan NATO. Keduanya terluka dan satu meninggal akibat luka-lukanya walaupun sudah diberi perawatan medis, kata NATO.
Pejuang Taliban meningkatkan serangan balasan terhadap Marinir dan tentara Afganistan di Marjah, yang memperlambat kemajuan sekutu meski pemerintah Afghanistan mengklaim para pemberontak hancur dan melarikan diri.
Pejuang Taliban muncul di balik kegelapan ke tempat-tempat yang dinilai bebas senjata dan peledak, dan kemudian melepaskan tembakan ke Marinir dari belakang garis pasukan Amerika.
Ledakan terus mengepung kota hari Selasa saat Marinir berupaya untuk maju lebih lanjut melalui jalan-jalan penuh bom dan ranjau.
AP | EZ