Para demonstran juga sempat menguasai dua tank lapis baja, menggiringnya ke tengah keramaian tak jauh dari sebuah mal mewah di Bangkok, serta melukai prajurit yang ada di dalamnya.
Pengunjukrasa juga memasuki gedung kementerian dalam negeri dan pasukan keamanan tampaknya tak bisa menghadapi mereka. Para demonstran yang telah dinyatakan sebagai kelompok pengacau oleh negara ini, menuntut pengunduran diri dari Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva.
Sebelumnya mereka menyerang kendaraan yang diduga milik Abhisit. Mereka juga menyerang dengan kayu, batu, bahkan put-pot bunga di kantor kementerian tersebut. Sedikitnya enam orang terluka, termasuk dua penjaga keamanan perdana menteri, dan sopir Abhisit. Polisi dalam kerusuhan itu tidak berani mendekat.
Gelombang protes juga dilaporkan terjadi di wilayah utara dan timur laut Thailand. Satu kelompok mengancam akan memblokade jembatan utama yang menghubungkan Laos dan Thailand melintasi Sungai Mekong.
Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, dianggap oleh sebagian besar demonstran sebagai pemimpin mereka, dan diharapkan untuk kembali dari pengasingan dan memimpin negeri itu.
Ketegangan politik terjadi sejak Thaksin dipaksa mundur tahun 2006 atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Dia tetap populer atas kebijakan bagi rakyat miskin di pedesaan.
Abhisit, dalam sebuah keterangan pada Minggu tengah malam meminta agar masyarakat tidak panik dan tetap bekerja sama dengan pemerintah untuk mengakhiri krisis. Dalam pertemuan dengan para menteri dan militer serta kepolisian, dia menyatakan, "militer dan polisi bersahabat masyarakat. Mereka tidak ingin menggunakan kekerasan. Mereka hanya menegakkan hukum dan ketertiban."
"Dalam waktu tiga sampai empat hari, pemerintah akan terus berupaya untuk kembali ke perdamaian dan ketertiban negara," katanya, tanpa merinci langkah-langkah yang akan dilakukannya.
Abhisit sebelumnya memerintahkan untuk melakukan tindakan hukum terhadap para pengunjukrasa yang telah membuat pertemuan tingkat tinggi ASEAN batal pekan lalu dan terpaksa mengungsikan para pemimpin negara ASEAN menggunakan helikopter.
Pengunjukrasa menyatakan kemenangan terhadap Abhisit sebab berhasil membatalkan pertemuan para pemimpin ASEAN, Cina, Jepang dan India, serta sekretaris jenderal PBB dan Presiden Bank Dunia, yang direncanakan hadir untuk membicarakan krisis keuangan global.
AP/YAHOONEWS/HAYATI MAULANA NUR