Perempuan Muslim India Serukan Penghapusan Talak Tiga  

Reporter

Sabtu, 29 Agustus 2015 19:29 WIB

Seorang anak perempuan Muslim belajar membaca al- Qur'an di sebuah madrasah, atau sekolah agama, dalam bulan suci Ramadan di Delhi, India, Rabu (31/7). REUTERS/Mansi Thapliyal

TEMPO.CO, New Delhi - Perempuan di India menyerukan agar undang-undang yang memungkinkan laki-laki muslim untuk menceraikan istri mereka secara lisan segera diakhiri.

Dikutip dari laman Independent, Sabtu, 29 Agustus 2015, berdasarkan undang-undang itu, pria dapat mengatakan talak-yang berarti 'saya menceraikan kamu'-sebanyak tiga kali untuk mendapatkan perceraian. Sementara perempuan tidak berhak menanggapi atau menyampaikan alasan apa pun.

Perceraian verbal yang dikenal dengan istilah talak tiga, menurut ulama setempat, diizinkan di bawah hukum Islam. Namun kelompok-kelompok perempuan berpendapat bahwa laki-laki akan membiarkan istri dalam keadaan terpuruk apabila meninggalkannya secara tiba-tiba. Selain itu, para perempuan yang ditalak akan dijauhi oleh keluarga mereka dan masyarakat luas.

"92 persen perempuan muslim di India ingin perceraian (dengan) talak tiga dilarang," demikian hasil survei tersebut. Survei terhadap kesimpulan itu dilakukan oleh kelompok hak-hak perempuan Muslim Bharatiya Muslim Mahila Andolan (BMMA), yang mewawancarai hampir 5.000 perempuan di 10 negara bagian India.

BMMA menuturkan pria muslim bahkan telah mengirim talak tiga kepada istri mereka lewat SMS, e-mail, Facebook, Skype, dan WhatsApp. Akibatnya perceraian terjadi begitu mudah. Padahal, menurut BMMA, ada yang harus dilakukan untuk melindungi kepentingan istri, terutama mendorong rekonsiliasi antara pasangan.

Namun, rupanya kampanye BMMA itu mendapat perlawanan dari para sarjana muslim di India.

Maulana Khalid Rasheed Firangi Mahali, anggota Dewan dari Dewan Hukum Individual Seluruh Muslim India mengatakan kepada Channel News Asia, "Kami dengan tegas menolak survei tersebut karena semua orang tahu survei dilakukan pada sangat sedikit orang. Hukum agama tidak dapat diubah dengan berlalunya waktu atau tidak dapat diubah sesuai keinginan beberapa orang."

INDEPENDENT.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

54 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.

Baca Selengkapnya

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

55 hari lalu

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"

Baca Selengkapnya

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

8 Desember 2023

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

Melakukan solo traveling untuk perempuan kini bukanlah hal yang mustahil. Berikut ini rekomendasi negara yang aman untuk solo traveling perempuan.

Baca Selengkapnya

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

25 November 2023

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

Kisah Juliana soal perempuan dan perjuangan atas hak-haknya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

11 Oktober 2023

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB periode 2023 - 2026 dengan perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah pencalonannya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

7 Oktober 2023

Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

Penganugerahan Nobel Perdamaian kepada aktivis yang dipenjara, Narges Mohammadi, telah meningkatkan pengawasan terhadap hak-hak perempuan di Iran.

Baca Selengkapnya

Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

6 Oktober 2023

Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

Narges Mohammadi, aktivis hak perempuan asal Iran yang kini masih dipenjara, memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian 2023.

Baca Selengkapnya

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.

Baca Selengkapnya

7 Film Inspiratif tentang Kesetaraan Gender, He Named Me Malala Salah Satunya

16 Juni 2023

7 Film Inspiratif tentang Kesetaraan Gender, He Named Me Malala Salah Satunya

Kesetaraan gender adalah isu yang terus diperjuangkan di seluruh dunia. Film memiliki kekuatan untuk mengangkat isu-isu sosial ini. Apa saja?

Baca Selengkapnya

KPU dan Komnas Perempuan Niat Hadirkan Pemilu 2024 yang Ramah Perempuan dan Inklusif

2 Juni 2023

KPU dan Komnas Perempuan Niat Hadirkan Pemilu 2024 yang Ramah Perempuan dan Inklusif

KPU dan Komnas perempuan bertemu untuk bicarakan Pemilu 2024 yang ramah perempuan dan inklusif. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya