TEMPO.CO, Palmyra - Milisi bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membantai sedikitnya 17 orang, termasuk warga sipil, setelah mereka menguasai kota tua Suriah, Palmyra, Kamis, 21 Mei 2015.
"ISIS mengeksekusi 17 orang, termasuk warga sipil dan loyalis Presiden Bashar al-Assad. Di antara para korban, setidaknya empat orang kepalanya dipancung," ucap Rami Abdel Rahman, Direktur Syrian Observatory for Human Rights, kepada AFP.
Dia mengatakan, warga sipil yang menjadi korban pembantaian itu bekerja di dewan pemerintahan lokal, sementara di antara para loyalis terdapat seorang anggota militer dan anggota Pasukan Pertahanan Nasional, sebuah kelompok bersenjata pro-pemerintah. "Para korban itu dituding telah bekerja sama dengan rezim," kata Abdel Rahman.
Seorang aktivis Suriah mengatakan kepada AFP melalui akun Facebook bahwa ISIS memerintahkan warga tetap tinggal di dalam rumah. "ISIS mencegah warga meninggalkan kediamannya dan menyisir rumah-rumah penduduk guna menemukan para loyalis pemerintah," kata seorang aktivis yang menyebut dirinya bernama Mohammad Hassan al-Homsi.
Hassan menjelaskan, dia telah berbicara dengan warga di Palmyra melalui saluran telepon bagi siapa saja yang ingin meninggalkan kota tersebut tetapi takut melakukannya setelah mendengar peristiwa eksekusi, khususnya pemenggalan kepala.
Menurut Observatory, lembaga pemerhati hak asasi manusia berbasis di London, sedikitnya 460 orang tewas dalam pertempuran di Palmyra yang pecah sejak 13 Mei 2015. Mereka yang tewas itu termasuk 49 orang yang dieksekusi oleh kelompok jihadis, dan sembilan di antaranya anak-anak.
AHRAM ONLINE | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya