Setelah Palmyra, ISIS Kuasai 50 Persen Wilayah Suriah  

Reporter

Kamis, 21 Mei 2015 20:40 WIB

Kota Palmyra, Suriah. JOSEPH EID/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Damaskus - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sekarang ini menguasai separuh wilayah Suriah setelah mereka mengontrol kota tua Palmyra, Rabu, 20 Mei 2015.

"Di sana tidak ada pasukan yang sanggup menghentikan mereka," kata Rami Abdul Rahman, direktur kelompok hak asasi manusia Syrian Observatory for Human Rights. "Hal yang terpenting adalah mereka sekarang telah menguasai 50 persen wilayah Suriah."

ISIS menguasai Palmyra pada Rabu malam, 20 Mei 2015, waktu setempat, setelah selama sepekan berperang dan membuat pasukan Presiden Bashar al-Assad lumpuh. Dengan demikian, kelompok militan ini kian dekat merangsek ke Ibu Kota Damaskus dan Homs.

Beberapa aktivis lokal mengatakan ISIS telah memberlakukan jam malam dan menyapu bersih pasukan Assad dari kota tersebut. Mereka juga melakukan pembunuhan massal terhadap suku pedalaman Shaitat yang bertempur membela rezim Assad di Palmyra serta melawan ISIS di Deir Ezzor.

Jatuhnya kota tua Palmyra menimbulkan berbagai pertanyaaan dari para pengamat tentang kemampuan serta perpaduan pasukan utama Assad dan aliansi milisi pendukung rezim yang begitu cepat lumpuh.

Palmyra adalah kota kedua yang dikuasai ISIS setelah sebelumnya milisi bersenjata berbendera hitam itu mengontrol Ramadi, Ibu Kota Provinsi Anbar, yang menghubungkan Suriah dengan Irak.

THE GUARDIAN | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya