Negara Mungil Seukuran Desa Ini Merdeka tanpa Pengakuan

Reporter

Senin, 4 Mei 2015 06:26 WIB

Presiden Vit Jedlicka (tengah) berpose dengan para pendukungnya saat memplokamirkan Republik Liberland di sebuah desa di Serbia. Reuters

TEMPO.CO, Liberland - Jauh dari hiruk pikuk, warga Liberland merayakan hari kemerdekaan negara mereka pada Sabtu, 2 Mei 2015. Negara mikro yang terletak di tepi Sungai Danube itu secara geografis berada di antara Kroasia dan Serbia. Liberland sebenarnya resmi mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka pada 13 April lalu.

Layaknya sebuah negara, Liberland memiliki bendera kenegaraan, konstitusi, dan moto: "Untuk Hidup dan Biarkan Hidup". Vit Jedlicka menunjuk dirinya sendiri sebagai presiden. Nama resmi negara itu adalah Republik Kemerdekaan Liberland.

Belum satu pun negara di dunia mengakui kemerdekaan Liberland. Namun para pendirinya tak goyah. Menariknya, banyak orang dari berbagai negara mengajukan permohonan menjadi warga negara seukuran 3 mil persegi itu. Sekitar seratus orang yang pertama tiba di Liberland akan mendapatkan status warga negara terhormat.

"Ini tentang pembatasan kekuasaan negara. Pemerintahan telah tumbuh begitu besar. Sistem tak bermoral, tapi saya menemukan bahwa sesuatu yang tak mungkin berubah kami akan ubah dari luar," Jedlicka menjelaskan alasan pendirian negara seluas 3 mil persegi itu. Jedlicka dikenal anti-pemerintah Republik Cek dan Uni Eropa.

Menurut Jedlicka, 300 ribu orang dari berbagai penjuru dunia telah mengajukan permohonan menjadi warga negara kehormatan—sekalipun Liberland belum mendapat pengakuan resmi dari banyak negara. Namun pemerintah Liberland tidak begitu saja memberikan status warga negara kehormatan kepada para pendatang. Meski siapa saja boleh mengajukan permohonan kewarganegaraan, bukan berarti tanpa syarat.

Liberland tidak akan memberikan kewarganegaraan kepada orang-orang penganut paham komunis, Nazi, atau ekstremis pada masa lalu, atau mereka yang punya rekam jejak pelaku kriminal. Nah, mereka yang diterima sebagai warga negara Liberland diminta membawa makanan, bir, tenda, dan kantong untuk tidur (sleeping bags). Pasalnya, di Liberland belum ada rumah ataupun bangunan, kecuali kayu dan lapangan terbuka.

Hebatnya, pemerintah negara Liberland punya ambisi besar untuk membangun pertumbuhan ekonomi dengan cepat dan membuat penduduknya hidup di gedung pencakar langit. Anda berminat tinggal di Liberland?

MIRROR | MARIA RITA

Berita Menarik:


Kisah Wanita Cantik Lulusan UGM: Pembunuhnya Orang Dekat
Heboh Obat Setan Bikin Gairah Wanita Luar Biasa

Menyusuri Seluk-beluk Bisnis Pelacuran di Kalibata City

Berita terkait

Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales

5 Mei 2017

Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales

Keris peninggalan abad 18 ditemukan di sungai di Wales.

Baca Selengkapnya

Dukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7

11 April 2017

Dukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7

Sanksi Negara G7 terhadap Rusia diharapkan dapat mengakhiri krisis di Suriah.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah

18 Maret 2017

Erdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan agar warga Turki yang tinggal di Eropa untuk memiliki minimal lima anak dan hidup mewah. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Erdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib

17 Maret 2017

Erdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuding negara-negara Eropa berupa membenturkan umat Kristen dan Islam seperti masa Perang Salib.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa

16 Maret 2017

Menteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyatakan Eropa sedang mengarah pada terjadinya perang agama.

Baca Selengkapnya

Kunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW  

14 Maret 2017

Kunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW  

Trump dijadwalkan bertemu dengan Merkel pada Selasa besok di Washington.

Baca Selengkapnya

Polling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim

8 Februari 2017

Polling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim

Hasil polling Chatham House menyebutkan, mayoritas warga Eropa menginginkan masuknya imigran dari negara-negara mayoritas muslim dihentikan.

Baca Selengkapnya

Calon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa  

22 Januari 2017

Calon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa  

Kandidat presiden Prancis Marine Le Pen mengatakan tahun 2016 merupakan tahun kebangkitan dunia Anglo-Saxon.

Baca Selengkapnya

Berita Hoax Ancam Pemilu di Eropa

2 Januari 2017

Berita Hoax Ancam Pemilu di Eropa

Eropa bersiap memerangi serangan-serangan dunia maya dan misinformasi seperti tampak di pemilu Amerika Serikat pada November lalu.

Baca Selengkapnya

Eropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax

2 Januari 2017

Eropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax

Negara-negara anggota Uni Eropa didesak membentuk jejaring lembaga-lembaga publik untuk memerangi beredarnya berita-berita palsu.

Baca Selengkapnya