Pekerja tengah memeriksa ban pesawat Garuda Indonesia di Garuda Maintenance Facilities (GMF) Cengkareng, Tangerang, 24 Februari 2015. Audit difokuskan pada compliance GMF AeroAsia terhadap persyaratan (requirements) EASA part 145 di Workshop, Base Maintenance, dan Line Maintenance di area Cengkareng. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Garuda Indonesia Penerbangan 206, dengan pesawat DC-9 Woyla, berangkat dari pelabuhan udara sipil Talangbetutu, Palembang, dengan tujuan Bandara Polonia, Medan, mengalami insiden pembajakan pesawat, 28 Maret 1981. Peristiwa itu dikenal dengan sebutan peristiwa Woyla.
Kelompok pembajak tersebut diketahui berjumlah lima orang yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, dan mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok Islam ekstremis "Komando Jihad". Mereka menuntut rekannya yang ditahan selepas peristiwa Cicendo di Bandung, Jawa Barat, supaya dibebaskan.
Selain itu, mereka meminta uang sejumlah US$ 1,5 juta, orang Israel dikeluarkan dari Indonesia, dan meminta agar Adam Malik dicopot sebagai wakil presiden.
Operasi pembebasan ini dilakukan oleh Grup-1 Para-Komando dibawah pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan yang kemudian beserta timnya dianugerahi Bintang Sakti.
Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla ini menjadi peristiwa terorisme pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.
Peristiwa sejarah lainnya yang terjadi pada 28 Maret:
1939 Perang saudara di Spanyol berakhir setelah Jenderal Francisco Franco menguasai Madrid. Franco berkuasa mutlak dan menghabisi sekitar 100 ribu orang yang menjadi penentangnya semasa perang 1936-1939. Franco menjadi diktator hingga akhir hayatnya, 1975.
1930 Dua kota di Turki, Konstantinopel dan Angora, berganti nama menjadi Istanbul dan Ankara.
1994 Aliansi sayap kanan Italia yang dipimpin Silvio Berlusconi memenangi pemilu.
1920 Thomas Masaryk terpilih sebagai presiden pertama Cekoslovakia.