Video berdurasi enam menit ini menampilkan sejumlah anak-anak sedang berlatih bela diri di kamp ISIS. Dimana instruktur latihannya memukul dada dan kaki anak-anak saat berlatih ketahanan tubuhnya. dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Moskow - Sebuah video mengejutkan baru dirilis oleh Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Islamic State (IS), Selasa, 13 Januari 2015, yang berisi tayangan eksekusi mati terhadap dua orang yang diduga sebagai mata-mata atau intel Rusia.
Video dengan durasi tujuh setengah menit itu diproduksi oleh organisasi sayap ISIS, al-Hayat. Video itu dimulai dengan model wawancara TV oleh anak laki-laki, yang mengatakan bahwa keduanya memata-matai kelompok militan ini dan beroperasi di Suriah dan Turki. Dua orang itu juga mengaku mencoba untuk menyusup ke kelompok jihad ini.
Kedua orang yang diduga mata-mata itu dalam wawancara tersebut berbicara menggunakan bahasa Rusia. Keduanya diidentifikasi sebagai Jambulat Mamaev dan Sergei Ashimov.
Seorang pria dalam video itu mengatakan dirinya bertugas mengumpulkan informasi intelijen tentang salah satu pemimpin IS dan mencuri informasi sensitif. Lainnya mengaku dikirim untuk membunuh komandan senior IS. Adapun nama komandan IS diedit dari video tersebut.
Setelah adegan wawancara itu, seorang milisi ISIS dengan senapan Kalashnikov muncul dalam video untuk adegan akhir. Dia berdiri di belakang dua sandera yang sedang berlutut itu. Dia menyampaikan pidato yang berisi perlawanan terhadap orang-orang "kafir". Berdiri di sampingnya adalah seorang bocah yang umurnya tidak lebih dari 9 atau 10 tahun.
Seorang milisi dewasa lantas mengutip ayat Al-Quran sebelum mengatakan dalam bahasa Rusia bahwa penangkapan dua mata-mata ini adalah berkah Tuhan untuk badan keamanan ISIS. Setelah itu, anak yang ada di sampingnya menembak dua orang tersebut pada bagian belakang kepalanya dengan pistol.
Keaslian video yang dirilis ISIS ini belum dapat dikonfirmasi. Badan intelijen dalam negeri Rusia, FSB, belum mengomentari soal video tersebut. Kedutaan Rusia di Damaskus juga menolak untuk mengomentari soal ini.
ISIS mengeksekusi mati banyak orang di wilayah yang dikuasainya di Irak dan Suriah, termasuk beberapa wartawan Amerika Serikat dan pekerja kemanusiaan dari Eropa.