Ini 15 'Penyakit' di Tubuh Pejabat Gereja Vatikan
Editor
Maria Rita Hasugian
Selasa, 23 Desember 2014 18:54 WIB
TEMPO.CO, Vatikan - Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, mendamprat pejabat Curia, lembaga yang menjalankan tugas administrasi Gereja Katolik Roma di Vatikan. Dalam pesan menyambut Natal di hadapan seluruh pengurus Curia, Senin, 22 Desember 2014, Paus Fransis menyebut ada 15 jenis "penyakit" yang menggerogoti tubuh Curia. (Baca: Paus Fransiskus 'Hajar' Pejabat Gereja Vatikan)
Paus non-Eropa pertama ini kemudian mendesak para pemimpin Curia untuk segera memperbarui diri sebagai bentuk pemulihan diri menjelang perayaan Natal.
Berikut 15 "penyakit" yang menggerogoti Curia:
1. Penyakit yang merujuk pada sikap imun, tak peduli, lalai pada hal-hal penting dan pengendalian diri. Curia tidak mengkritisi dirinya, tidak memperbarui diri, tidak berusaha membuat dirinya lebih baik. Penyakit sangat bodoh yang diderita mereka yang berpikir akan hidup kekal, dan mereka yang mentransformasi diri sebagai raja dan menyakini dirinya menguasai orang lain ketimbang pelayanan mereka.
2. Marthaisme atau sikap yang menyibukkan dirinya dengan bekerja dan melalaikan bagian lebih baik, yakni duduk mendengarkan Yesus. Para rasul diminta untuk sejenak beristirahat. Karena melalaikan hal-hal penting justru membawa stres dan agitasi. Setiap orang yang semakin dekat dalam menjalankan misinya, maka ini tugas penting dan harus dijalankan sungguh-sungguh.
3. Penyakit mental dan spiritual yang parah bagi mereka yang kehilangan ketenangan batin, senyum, dan keberanian dengan menyembunyikannya dengan melakukan pekerjaan. Hal ini membuatnya seperti mesin yang bekerja daripada manusia ciptaan Tuhan. Penyakit seperti ini berbahaya karena menghilangkan sensitivitas kemanusiaan, berduka bersama mereka yang berduka, dan bergembira bersama mereka yang bergembira.
4. Penyakit mengenai rencana yang besar dan fungsionalisme. Ini terjadi ketika rasul merencanakan sesuatu secara detail dan yakin dengan rencana yang sempurna sesuatu itu berproses secara efektif. Penyakit ini terjadi karena lebih mudah dan lebih percaya pada situasi statis dan tanpa perubahan posisi. Sesungguhnya, Gereja menunjukkan dirinya pada keyakinan pada Roh Kudus untuk mengatur semuanya. Roh itu adalah kesegaran, imajinasi, dan inovasi.
5. Penyakit berkembangnya kemiskinan koordinasi ketika persatuan di antara anggotanya lenyap dan tubuh kehilangan fungsi harmonisnya. Kolaborasi tidak bekerja karena spirit persatuan dan tim hilang.
<!--more-->
6. Penyakit Alzheimer spiritual atau melupakan sejarah Penyelamat, sejarah pribadi dengan Tuhan sebagai cinta pertamanya. Penyakit ini menurun dengan tajam yang mengakibatkan cacat serius. Alhasil dia tidak mampu melaksanakan aktivitas secara otonom, hidup sepenuhnya bergantung pada keinginan orang lain, sering berupa pandangan imajiner. Ini terjadi pada orang yang kehilangan kemampuan mengalami perjumpaan kembali dengan Tuhan. Orang seperti ini membangun tembok di sekeliling dirinya dan mereka mentransformasi diri menjadi budak atas idola yang mereka ukir dengan tangan mereka sendiri.
7. Penyakit persaingan dan keangkuhan. Jubah yang dipakai, lencana, dan kehormatan menjadi tujuan terpenting dalam hidup. Ini membawa kita menjadi manusia keliru yang hidup dalam mistisisme keliru dan pengendalian nafsu yang salah.
8. Kegilaan eksistensial. Penyakit mereka yang hidup mendua, buah dari karakter munafik, kekosongan spiritual yang tak dapat diisi dengan ijazah atau penghormatan akademik. Penyakit ini khususnya dialami mereka yang menyia-nyiakan pelayanan pastoralnya, membatasi diri dengan soal-soal birokratis, kehilangan kontak dengan dunia nyata dan manusia. Mereka menciptakan dunianya sendiri.
9. Bergosip, ngedumel, ngobrol tak jelas. Ini penyakit serius yang awalnya sederhana, sering hanya berupa obrolan yang kemudian berlebihan dan kemudian berubah menjadi penabur perselisihan, seperti Setan. Dan dalam banyak kasus memunculkan reputasi pembunuh berdarah dingin bagi rekan kerja mereka. Ini penyakit bagi orang-orang yang tidak memiliki keberanian untuk berbicara langsung kepada orang yang dia bicarakan, sebaliknya berbicara di belakang orang tersebut.
10. Penyakit yang mendewakan para pemimpin. Mereka ini korban karier dan peluang yang lebih menghormati orang daripada menghormati Tuhan. Pelayanan orang-orang ini hanya memikirkan pada apa yang akan mereka dapatkan, bukan pada apa yang seharusnya mereka berikan. Ini manusia yang tak bahagia dan terinspirasi hanya pada keegoisan diri yang fatal.
11. Penyakit orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan kehilangan ketulusan dan kehangatan hubungan pribadi. Kebanyakan ahli tidak menempatkan pengetahuannya untuk melayani rekan kerjanya. Iri hati, tidak bahagia melihat kebahagian rekannya.
12. Penyakit berwajah seram, kasar, dan suram. Mereka ini percaya menjadi orang serius penting untuk melukiskan wajah mereka seperti itu sebagai sandiwara yang sesungguhnya itu menggambarkan rasa takut dan ketidakamanan.
13. Penyakit mengakumulasi benda-benda untuk mengisi kekosongan jiwa. Sikap ini hanya akan membakar secara perlahan kemajuan kita.
14. Penyakit ketika seseorang menjadi anggota kelompok, maka dia merasa menjadi lebih kuat dibandingkan menjadi anggota Kristus sendiri. Penyakit ini berawal dari niat baik namun seiring waktu berlalu menjadi kanker yang mengancam keharmonisan Tubuh (Kristus) dan menimbulkan pelanggaran atau skandal khususnya pada saudara-saudara kita.
15. Penyakit mencari keuntungan dan eksibisionisme. Penyakit ini terjadi ketika rasul mengubah pelayanannya menjadi kekuasaan, dan kekuasaannya pada benda-benda untuk mengumpulkan keuntungan atau lebih berkuasa lagi. Penderita penyakit ini sanggup memfitnah, mencemarkan, dan mendiskreditkan orang lain, bahkan melakukannya lewat media seperti koran dan majalah, untuk menunjukkan mereka lebih kapabel dibanding yang lainnya.
WASHINGTON POST | BBC | MARIA RITA
Baca juga:
Makam Soeharto Diterjang Tanah Longsor
Bea Cukai Ungkap 5.520 Kasus Penyelundupan
Kasus Kematian Ajudan, Dandim Lamongan Ditahan
Presiden Jokowi Sudah Kantongi Nama KSAL Baru