3 WNI Korban Ledakan Tambang Sarawak Dipindahkan
Editor
Natalia Santi
Selasa, 25 November 2014 22:36 WIB
TEMPO.CO, Kuching - Enam korban kritis ledakan tambang batu bara Coalfield di Selantik, Sarawak, Malaysia dipindahkan ke rumah sakit di Malaysia Barat atau Semenanjung Malaya. Tiga di antara mereka warga negara Indonesia, dua warga Korea Utara dan satu warga Myanmar. Mereka dipindahkan dengan pesawat Hercules milik Angkatan Udara Malaysia didampingi oleh tim medis dari Rumah Sakit Umum Serawak.
"Adapun korban WNI yang dipindahkan adalah Triyono (sebelumnya ditulis Triono) dipindahkan ke RS Trengganu, Dul Salam (sebelumnya ditulis Abdul Salam) dipindahkan ke RS Sungai Buluh di Selangor, Mohammad Zaenudin dipindahkan ke RS Universiti Sains Malaysia di Kota Bahru Kelantan," tulis siaran pers Konsulat Jenderal RI untuk Sarawak, Selasa, 25, November 2015.
Pejabat Konjen RI Kuching bersama dua staf turut hadir dalam proses pemindahan ketiga korban tersebut. Hadir juga Pengarah Jabatan Kesehatan Sarawak, Penolong Kanan Pengarah Jabatan Kemajuan Islam Sarawak, Komandan Pangkalan Udara Kuching, serta wakil dari Kedutaan Besar Myanmar di Kuala Lumpur.
Menurut KJRI Kuching, saat ini tiga WNI lainnya yang menjadi korban ledakan tambang itu masih dirawat di RSU Sarawak. Mereka adalah Achmad Zidin, Sutaman, dan Nurul Huda. Dua korban lainnya masih dirawat di RS Sri Aman, yaitu Nur Fatoni dan Niyar.
"Terkait korban tewas atas nama Kardianto, KJRI telah berhubungan dengan pihak keluarga di Indonesia dan menunggu jadwal otopsi dari RSU Sarawak," kata KJRI Kuching.
Ledakan pertambangan batu bara Coalfield terjadi Sabtu, 22 November 2014 pukul 9 pagi waktu Sarawak. Ledakan itu menewaskan tiga tenaga kerja asing, satu asal Indonesia. Tambang terletak di daerah Selantik, Sri Aman, Sarawak yang berjarak 190 kilometer dari ibu kota Sarawak, Kuching.
Berdasarkan hasil pencarian informasi KJRI Kuching, total korban yang dinyatakan sebagai WNI berjumlah 9 orang termasuk Kardianto, 38 tahun, lelaki, yang meninggal di tempat kejadian. Sedangkan yang luka-luka adalah Triyono (34), Dul Salam (26), Achmad Zidin (27), Mohammad Zaenudin (25), Sutarman (25), Nurul Huda (21), Nur fatoni (25), dan Nyiar (53).
Menurut informasi yang dikumpulkan KJRI Kuching, kronologi kejadian ledakan disebabkan adanya kipas (blower) yang tidak berfungsi di dalam terowongan. Hal ini menyebabkan gas tidak dapat keluar dari terowongan sehingga suhu naik dan terbakar ketika terkena percikan api dari arus pendek listrik. Jarak mulut terowongan hingga pusat ledakan sekitar 451,6 meter.
Saat kejadian terdapat sejumlah 29 orang yang sedang bekerja. Selain tiga korban meninggal, 20 orang cedera parah (lima diantaranya WNI) dan enam luka ringan.
NATALIA SANTI