Warga Palestina berjalan di antara Masjid Al Aqsa dengan Dome of Rock usai melakukan ibadah salat Idul Adha berjamaah di Yerusalem, Palestina, 4 Oktober 2014. (AHMAD GHARABLI/AFP/Getty Images)
TEMPO.CO, Yerusalem - Presiden Palestina Mahmoud Abbas berencana mengajukan peraturan yang melarang kaum Yahudi berkunjung ke Masjid Al Aqsa, wilayah yang berdekatan dengan Gunung Kudus di Yerusalem. Hal ini dilakukan demi melindungi wilayah tersebut dari penyerobotan lahan dari warga Israel di kawasan masjid. Selain itu, Abbas menilai kehadiran warga Yahudi di sana bisa memicu aksi terorisme. (Baca: Akhirnya, Warga Gaza Diizinkan ke Masjid Al-Aqsa)
"Semua muslim di Palestina harus mencegah 'pendatang' memasuki masjid dengan segala cara. Ini adalah Masjid Al Aqsa kita dan mereka tidak berhak masuk dan menodai tempat ini," kata Abbas, seperti dilaporkan The Inquistir, Ahad, 19 Oktober 2014.
Abbas berjanji akan mengajukan langkah hukum ke organisasi internasional terkait agresi yang dilakukan kaum Yahudi. Langkah ini juga dilakukan untuk memblokir permukiman warga Israel di sekitaran masjid. (Baca: Presiden Palestina Sebut Israel Lakukan Genosida)
Kunjungan non-muslim ke Al Aqsa memang diizinkan oleh polisi, tetapi orang-orang Yahudi dilarang. Kaum Yahudi hanya boleh berdoa di Tembok Ratapan atau Western Wall yang terletak di bawah bukit Al Aqsa.
Namun, pernyataan Abbas ditentang oleh Perdana Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman. Ia menyebut perintah Abbas justru akan memicu kerusuhan. "Ini adalah sebuah hasutan untuk melakukan perang antar agama. Dia membawa masalah sensitif sebagai pemicu kerusuhan," kata Lieberman.
Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
18 September 2017
Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.