Presiden Russia, Vladmir Putin mengheningkan cipta bersama anggota kepemerintahannya untuk ikut berbebela sungkawa atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina, di Russia, 17 Juli 2014. (AP Photo)
TEMPO.CO, Moskow – Menyusul panggilan telepon dari Presiden Prancis Francois Hollande dan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Ahad, 20 Juli 2014 kemarin, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyerukan sanksi baru terhadap Rusia atas keterlibatannya dalam krisis Ukraina, terutama dalam kasus jatuhnya pesawat Malaysia Airlines yang diduga ditembak jatuh oleh rudal separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina.
“Mereka sepakat bahwa Uni Eropa harus mempertimbangkan kembali pendekatan kepada Rusia dan menteri luar negeri harus siap menjatuhkan sanksi lebih lanjut dalam pertemuan Uni Eropa pada Selasa mendatang,” demikian keterangan dari kantor PM Inggris, Downing Street, seperti dikutip dari Big News Network.
Cameron, Merkel, dan Hollande juga sepakat untuk memberikan tekanan lebih lanjut kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memastikan peneliti memiliki akses luas ke lokasi kecelakaan guna melakukan evakuasi dan investigasi menyeluruh. (Baca: Investigator Belum Bisa Masuk Lokasi Jatuhnya MH17)
Tekad tiga negara besar Eropa ini diharapkan bisa mendorong negara Eropa lainnya untuk memiliki pendapat yang sejalan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin, 21 Juli 2014 yang akan membahas resolusi terkait MH17. (Baca: DK PBB Godok Resolusi Selidiki Jatuhnya MH17)
Di tempat lain, Presiden Ukraina Petro Poroshenko pada Ahad kemarin juga mengeluarkan seruan baru untuk meminta dukungan masyarakat internasional terkait kasus yang menewaskan 298 jiwa ini.