Seorang mahasiswa Palestina, berada di dalam kurungan saat berdemonstrasi dalam aksi solidaritas tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel 2014 di Kota Gaza (19/5). Ashraf Amra/Anadolu Agency/Getty Images
TEMPO.CO, Gaza - Sebanyak 63 tahanan Palestina mengakhiri mogok makan yang telah mereka lakukan sejak akhir April 2014 lalu di penjara Israel.
"Para pelaku mogok makan sepakat dengan otoritas Israel mengakhiri aksinya menjelang Ramadan," kata pengacara mereka, Abu Snena, Selasa, 24 Juni 2014. Dia menambahkan, "Detail kesepakatannya akan disampaikan kepada publik, Rabu, 25 Juni 2014."
Menurut Snena, hampir seluruh pelaku mogok makan itu ditahan lantaran tanpa melalui proses peradilan. "Mereka menolak ditahan karena tak pernah diadili."
Petugas lembaga pemasyarakatan Israel, Sivan Weizman, mengatakan bahwa mogok makan yang mereka lakukan itu merupakan masa terpanjang dijalani tahanan Palestina.
Sekitar 5.000 warga Palestina telah dijebloskan ke dalam penjara Israel, sekitar 200 di antaranya ditahan tanpa dakwaan. Kelompok pemerhati hak asasi manusia menolak sikap Israel. Adapun otoritas Palestina meminta komunitas internasional agar supaya menekan Israel kembali ke kesepakatan British Mandate.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, menaruh perhatian terhadap kesehatan tahanan Palestina salama melakukan mogok makan. Ban meminta Israel membebaskan sesegera mungkin.
Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
18 September 2017
Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.