Myanmar Akan Permudah Suu Kyi Maju Capres  

Reporter

Kamis, 2 Januari 2014 18:34 WIB

Myanmar President, Thein Sein. REUTERS/Vesa Moilanen/Lehtikuva


Suu Kyi telah habis-habisan berkampanye untuk perubahan Konstitusi 2008. Namun, parlemen yang sebagian besar militer menolaknya. Isu amandemen konstitusi ini akan ramai menjelang pemilihan parlemen 2015 dan menjadi ujian bagi militer apakah mereka bersedia untuk melepas cengkeraman kekuasaan.

Presiden Myanmar dipilih oleh legislatif. Sebuah panel parlemen sedang mengkaji konstitusi dan diharapkan untuk melaporkan rekomendasinya pada akhir Januari.

Sabtu lalu, partai oposisi Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi, menyatakan tidak akan memboikot Pemilu 2015, meski tanpa amandemen konstitusi pertama yang memungkinkan dia untuk menjadi presiden.

Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah di Myanmar, sebelum ia dibebaskan setelah pemilu kontroversial pada 2010.

Sejak itu, Thein Sein telah mendorong berbagai perubahan besar, termasuk menyambut Suu Kyi dan partainya ke parlemen pada Pemilu 2012.

Dalam pidatonya, Thein mengatakan perlunya harmoni kekuasaan. Dia memperingatkan negara itu bisa berada pada kebuntuan politik jika tuntutan rakyat lebih besar daripada kemampuan sistem politik yang menampungnya. "Jika ini terjadi, kita bisa kehilangan semua kebebasan politik yang telah kita capai sejauh ini," katanya.

CHANNEL NEWS ASIA | EKO ARI

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya