Thailand Diam-diam Perdagangkan Pengungsi Rohingya  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Kamis, 5 Desember 2013 21:49 WIB

Imigran ilegal asal suku Rohingya Myanmar. ANTARA/Irwansyah Putra

TEMPO.CO, Bangkok - Suatu sore di bulan Oktober, di wilayah tak bertuan antara Thailand dan Myanmar, Muhammad Ismail lenyap. Pejabat imigrasi Thailand mengatakan ia dideportasi ke Myanmar. Benarkah demikian?

Penelusuran Reuters, Ismail dan ratusan pengungsi lainnya masuk dalam "bursa" perdagangan manusia. Dia dipekerjakan di kamp-kamp di tengah hutan.

Reportase investigasi Reuters di tiga negara menemukan adanya kebijakan rahasia untuk melenyapkan pengungsi Rohingya dari pusat-pusat penahanan imigrasi Thailand. Para pembeli sudah menunggu dengan perahu di tengah laut.

Mereka kemudian diangkut melintasi Thailand selatan dan "disimpan" di dalam kamp yang tersembunyi di dekat perbatasan dengan Malaysia sampai kerabat mereka membayar ribuan dolar untuk membebaskan mereka.

Berdasarkan pengendusan Reuters dan kesaksian warga Rohingya yang ditahan di sana, lokasi penahanan mereka ada di dekat sebuah desa bernama Baan Klong Tor. "Dalam jumlah tak terhitung, mereka meninggal di sana," kata salah seorang saksi.

Seorang narasumber di kepolisian Thailand mengakui adanya kebijakan rahasia yang disebut "opsi kedua" ini. Opsi yang dimaksud adalah menyingkirkan etnis Rohingya dari fasilitas penahanan.

Ismail pada Reuters mengaku dirinya termasuk salah satu di antara lima pemuda Rohingya yang dijual para pejabat imigrasi Thailand. "Tampaknya begitu resmi pada awalnya," kata Ismail. "Mereka memotret dan mengambil sidik jari kami. Mereka kemudian ke perahu yang menunggu di laut dan 20 menit kemudian kembali untuk memberitahu kami telah dijual."

Ismail mengatakan ia digiring ke perahu, kemudian menempuh jalan darat dan berakhir di sebuah kamp di Thailand selatan. Kamp dijaga oleh pria-pria bersenjata lengkap. "Setidaknya satu orang meninggal setiap hari karena dehidrasi atau penyakit."

Bozor Mohammed, pengungsi Rohingya lainnya, mengaku mengalami kelaparan dan beberapa kali pemukulan, sementara sang penyandera terus meneror keluarganya meminta tebusan US$ 2.000.

Pengungsi yang tak ditebus keluarganya akan dikirim ke perusahaan pelayaran atau pertanian. Mereka dijual seharga 5.000 sampai 50 ribu baht, atau antara US$ 155 dan US$ 1.550, sesuai keahlian mereka.

The Arakan Project, sebuah kelompok advokasi Rohingya yang berbasis di Thailand, mengatakan telah mewawancarai puluhan warga Rohingya yang pernah disekap di kamp rahasia. "Banyak dari mereka yang tidak dapat membayar berakhir sebagai juru masak atau penjaga di kamp-kamp itu," kata Chris Lewa, Direktur Arakan Project.

Tarit Pengdith, Kepala Departemen Investigasi Khusus, badan setara setara FBI di Thailand, membenarkan adanya kamp-kamp itu. "Kami telah mendengar tentang kamp-kamp ini di Thailand selatan," katanya, "Tapi kami tidak menyelidiki masalah ini."

REUTERS | TRIP B

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya