Sejumlah anak dari Suriah, Irak, dan Yaman yang cacat fisik akibat kekerasan negaranya berjoged bersama saat merayakan hari raya Idul Adha di Amman, Yordania, (17/10). REUTERS/Ali Jarekji
TEMPO.CO, Damaskus - Otoritas Suriah membebaskan 14 tahanan perempuan sebagai bagian dari pertukaran tahanan lainnya, "Namun mereka (rezim) masih menahan puluhan lainnya," kata aktivis hak asasi manusia setempat, Rabu, 23 Oktober 2013.
Sebanyak sembilan tahanan Syiah asal Libanon yang disekap selama 17 bulan oleh kelompok pemberontak di sebelah utara Suriah ditukar dengan dua pilot Turki pada Sabtu, 19 Oktober 2013. Kedua pilot itu ditahan di Libanon sejak Agustus 2013.
Pembebasan sejumlah tahanan perempuan yang disekap dalam penjara pemerintah itu bagian dari bentuk kesepakatan yagn difasilitasi oleh Turki, Qatar, dan Libanon.
"Sebanyak 14 perempuan yang nama-namanya ada dalam daftar telah dibebaskan pada Selasa dinihari waktu setempat, 22 Oktober 2013," kata seorang aktivis Sema Nasser kepada kantor berita AFP. "Demi keselamatan, mereka harus segera meninggalkan negeri ini (Suriah)."
Nasser melanjutkan, di antara perempuan yang ditahan, ada seorang pasien kanker yang dua kali dijebloskan ke dalam penjara. Suaminya tewas dalam konflik Suriah. "Sejumlah 128 perempuan yang masuk dalam daftar akan segera bebas," jelas Nasser.
Aktivis lainnya menerangkan kepada Al Jazeera, hanya 13 tahanan perempuan yang dibebaskan dari penjara Adra di Damaskus, tetapi kabarnya belum begitu jelas apakah pembebasan mereka itu terkait dengan kesepakatan pertukaran tahanan.
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari Damaskus mengenai tahanan perempuan di sana. Sekitar 10 ribu orang saat ini meringkuk dalam penjara rezim Suriah. Banyak di antara mereka yang dibui tanpa diadili. Menurut sejumlah kelompok hak asasi manusia, mereka bahkan disiksa secara sistematis di penjara Suriah.