Aktivis Greenpeace Hadapi Tuntutan Perompakan

Reporter

Kamis, 3 Oktober 2013 19:31 WIB

Aktivis Greenpeace Dmitry Litvinov berada di balik tahanan saat menjalani persidangan di Murmansk, Rusia. AP/Efrem Lukatsky

TEMPO.CO, Moscow - Para penyelidik Federasi Rusia mulai melakukan proses hukum terhadap 14 aktivis lingkungan Greenpeace. Mereka ditangkap 18 September lalu setelah memanjat kilang minyak Gazprom, perusahaan minyak Rusia, di perairan internasional di Laut Pechora.

"Kami sudah memulai investigasi untuk memastikan tuntutan terhadap para tersangka," demikian pernyataan Komisi Investigasi, Kamis, 3 Oktober 2013. Pelaku perompakan di Rusia bisa dijatuhi hukuman penjara hingga 15 tahun.

Perdana Menteri Dmitry Medvedev menyebutkan otoritas Rusia perlu menerapkan hukuman yang lebih berat para pengakses ilegal tersebut. "Karena fasilitas minyak dan gas adalah objek yang berbahaya," ujarnya.

Banyak organisasi lingkungan dan hak asasi manusia menentang penangkapan dan penahanan para activis Greenpeace. Bahkan 50 organisasi lingkungan di Rusia mengirim petisi kepada Presiden Vladimir Putin untuk membebaskan para aktivis Greenpeace. Petisi yang diorganisir World Wildlife Fund Rusia menyebut proyek pengeboran itu sudah dikritik oleh pakar Rusia yang memperhatikan keamanan proses ekstrasi minyak dan gas.

"Klaim apa pun yang menyebutkan aksi kami sebagai perompakan adalah absurd dan tidak rasional," kata Kumi Naidoo, Direktur Eksekutif Greenpeace Internasional. "Hal itu dibuat untuk menekan dan membungkam kami, tapi kami tidak akan tunduk."

Koran online Argentina Infobae menyebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Argentina Hector Timerman berencana melobi otoritas Rusia agar memindahkan para aktivis ke tahanan rumah dengan jaminan negara. Beberapa media melaporkan ada dua orang warga negara Argentina yang termasuk rombongan di kapal Arctic Sunrise itu.

Pekan lalu, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa aktivis Greenpeace "bukan perompak" tapi aksi mereka sudah melanggar hukum internasional. Kilang Prirazlomnaya adalah fasilitas milik Gazprom Neft Shelf, anak perusahaan energi Rusia Gazprom yang mengantongi lisensi pengeboran di ladang minyak Arktik.

RIA NOVOSTI | WASHINGTON POST | GABRIEL TITIYOGA



Topik Terhangat
Ketua MK Ditangkap |Amerika Shutdown| Pembunuhan Holly Angela| Edsus Lekra |Info Haji



Berita Terpopuler
KPK Tangkap Akil Mochtar dan Politikus Golkar
KPK Tangkap Ketua MK Akil Mochtar?
Begini Sengketa Pemilu Gunung Mas
Ini Pernyataan Keras Akil Mochtar Soal Korupsi
Akil Mochtar Sudah Diincar KPK

Advertising
Advertising

Berita terkait

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

17 jam lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

1 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

4 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

6 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

6 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

10 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

10 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

26 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya