TEMPO.CO, Damaskus - Presiden Suriah Bashara al-Assad mengancam kemungkinan akan melakukan serangan balasan jika Amerika Serikat menyerang Suriah. "Jika ada serangan militer, bangsa Amerika dapat aksi (balasan)."
Pernyataan Assad itu merupakan bagian dari jawaban dalam sebuah wawancara dengan televisi bersama Charlie Rose dari CBS Broadcasting Network, Senin, 8 September 2013, terkait dengan tuduhan serangan senjata kimia pada 21 Agustus 2013.
Assad juga menyatakan, sebuah serangan oleh pasukan internasional mungkin akan menimbulkan balas dendam dari para sekutu Suriah.
Pada kesempatan wawancara itu Assad menolak tuduhan bahwa dirinya berada di belakang serangan senjata kimia terhadap rakyat Suriah pada 21 Agusutus, yang menyebabkan lebih dari 1.400 orang tewas. Menurut dia, tidak ada bukti nyata ada serangan semacam yang dituduhkan.
"Tidak ada bukti saya menggunakan senjata kimia untuk melawan rakyat kami sendiri," lapor CBS, Senin, 8 September 2013, mengutip perkataan Assad.
Sebagaimana dikatakan kepada jaringan televisi ini, Assad mengatakan, pasukannya tidak berada di lokasi saat serangan senjata kimia pada 21 Agustus 2013. "Pasukan kami berada di kawasan lain saat serangan senjata kimia berlangsung. Tapi, di kawasan itu mereka (oposisi) mengatakan pemerintah menggunakan senjata kimia, kami hanya memiliki video dan gambar. Kami tidak berada di sana."