TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat akan terus melanjutkan upaya mencari dukungan internasional guna menggempur Suriah secara bersama-sama, kendati Inggris menolak terlibat. Demikian ucapan Menteri Pertahanan Amerika, Chuck Hagel, Jumat, 30 Agustus 2013.
"Pendekatan kami adalah menemukan koalisi internasional yang akan melakukan aksi (penyerangan) bersama-sama. Dan, saya rasa Anda sedang menyaksikan sejumlah negara dan masyarakat yang melihat adanya penggunaan senjata kimia di sana (Suriah)," ucap Hagel selama lawatannya ke Filipina, seperti dikutip Reuters.
Dia mengatakan, tujuan Presiden (Barack) Obama dan pemerintah Amerika, apa pun keputusan yang diambil, adalah melakukan kolaborasi internasional.
Hagel menambahkan, Washington menaruh hormat atas penolakan Parlemen Inggris untuk tidak ikut serta dalam perang melawan Suriah. Namun demikian, Hagel menjelaskan, Amerika akan tetap berkonsultasi dengan Inggris. "Kami akan tetap melanjutkan konsultasi dengan Inggris bersama seluruh sekutu kami. Konsultasi itu di antaranya bagaimana merespons serangan senjata kimia di Suriah," tulis Agence France-Presse, mengutip perkataan Hagel.
Pada Kamis, 29 Agustus 2013, Parlemen Inggris memutuskan menolak permintaan Perdana Menteri David Cameron untuk melakukan serangan militer ke Suriah. Atas penolakan ini, Hegel berpendapat, "Setiap bangsa memiliki tanggung jawab membuat keputusan (untuk bangsanya)."
Menteri Pertahanan Amerika ini menerangkan, dia tak dapat berspekulasi jika ada sesuatu di Suriah yang dapat mencegah kemungkinan serangan militer Amerika. "Saya tak punya informasi apakah ada perubahan di rezim Assad mengenai isu ini (senjata kimia). Saya sepakat dengan kenyataan dan apa yang kami miliki. Saya tak bisa berspekulasi mengenai situasi di sana."
Suriah membuat dunia internasional marah ketika oposisi menuduh rezim Assad menggunakan senjata kimia dalam serangan di sebuah distrik di Damaskus pada Rabu, 21 Agustus 2013. Serangan itu menyebabkan lebih dari 800 orang meninggal.
