Mahasiswa Universitas Kasetsart, Bangkok, mengenakan topi anti nyontek saat ujian. news.com.au
TEMPO.CO, Bangkok - Metode anti-nyontek ala Universitas Kasetsart di Thailand menuai pro-kontra. Bahkan Kasetsart mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan topi anti-menyontek yang dikenakan mahasiswa pada saat ujian.
Kontroversi berawal saat Kasetsart mengunggah foto ketika para mahasiswanya menjalani ujian di Facebook. Tampak mereka semua mengenakan topi berupa ikat kepala dengan lembaran kertas ukuran A4 untuk menghalangi pandangan ke kanan dan kiri. Publik pun langsung menuding topi tersebut dianggap tidak sopan karena mempermalukan pemakainya.
Universitas di Bangkok tersebut akhirnya memberikan pernyataan mengenai topi kontroversial tersebut. Salah seorang dosen, Nattadon Rungruangkitkrai, mengaku penggunaan topi itu sudah disepakati sehingga tidak ada paksaan yang bertujuan mempermalukan.
"Topi itu adalah hasil kesepakatan kami, tidak ada siswa yang dipaksa memakainya. Sebaliknya, kami semua senang mengenakannya. Mereka merasa santai selama ujian," kata Nattadon.
Lebih lanjut, Nattadon menegaskan bahwa mahasiswa Kasetsart menggunakan topi anti-menyontek bukan berarti mereka sering menyontek, melainkan untuk memfokuskan diri mereka pada ujian.
"Saya minta maaf telah membuat orang lain melihat para siswa kami dalam pandangan negatif," kata Nattadon.
Pihak universitas sendiri mengaku topi anti-nyontek yang nyeleneh itu tidak akan mereka gunakan lagi. Ujian tersebut merupakan yang pertama dan terakhir menggunakannya.