Fasilitas nuklir milik Hokkaido Electric Power Co. di kota Tomari, sebelah utara Hokkaido. REUTERS/Kyodo
TEMPO.CO, Tokyo - Masao Yoshida, Kepala Nuklir Fukushima, yang pernah memimpin upaya stabilisasi ledakan nuklir setelah gempa dan tsunami Jepang pada Maret 2011 meninggal dunia dalam usia 58 tahun.
Juru bicara reaktor nuklir Jepang menerangkan, Yoshida meninggal pada Selasa, 9 Juli 2013, di sebuah rumah sakit di Tokyo.
"Beliau menderita kanker oesophagal, namun tak ada kaitannya dengan pekerjaanya di sini," ujar juru bicara Tepco. Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan, memuji kepemimpin dan ketegasan Yoshida selama memimpin tim.
Yoshida adalah seorang berpendidikan insinyur nuklir di Tokyo. Dia menjadi kepala pembangkit listrik tenaga nuklir saat bencana menghantam Jepang, Maret 2011. Saat itu, Jepang disikat gempa disusul gelombang tsunami menyebabkan reaktor nuklir sebagai pembangkit utama listrik hancur berantakan.
Dibantu tim kecil, Yoshida mencoba memperbaiki reaktor yang sudah mulai meleleh. Pada 12 Maret 2011, dia mengabaikan perintah dari pejabat tinggi Jepang untuk menghentikan pemompaan air laut ke dalam salah satu reaktor. Aksi ini dianggap kelewatan dan menyebabkan situasinya kian memburuk.
Dia belakangan mengatakan, pada hari-hari pertama gempa bumi, "Ada sejumlah tuntutan ketika saya berpikir kita semua akan mati di sini. Saya takut reaktor tak bisa dikuasai dan kita semua aka selesai (mati)."