Bendera partai berkuasa di Malaysia yaitu Partai Barisan Nasional (biru) dan Partai Islam se-Malaysia (hijau) dipasang di Pantai Sepat, Malaysia, (4/5). REUTERS/Bazuki Muhammad
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Malaysia akan mengadakan pemilihan umum pada 5 Mei 2013 besok. Dia kekuatan politik berhadap-hadapan: Barisan Nasional yang sudah menguasai Malaysia selama lebih dari lima dekade ditantang kaum oposisi yang dipimpin mantan Deputi PM Malaysia Anwar Ibrahim.
Warga Malaysia antusias menyambut pemilu. Kebanyakkan penduduk Kuala Lumpur misalnya, mulai pulang kampung. "Orang-orang lebih memilih menggunakan hak suaranya di kampung halaman jadi mereka pulang untuk mencoblos," kata Zulkifli, salah seorang penduduk Kuala Lumpur yang ditemui Tempo di daerah Kampung Baru, Kuala Lumpur, Sabtu 4 Mei 2013.
Zulkifli sendiri sebenarnya berasal dari daerah pantai timur, negara bagian Kelantan. Namun karena ia menjadi petugas salah satu partai, ia memilih menggunakan hak pilihnya di Kuala Lumpur saja.
Jumat 3 Mei 2013 lalu adalah puncak arus mudik warga Kuala Lumpur yang memilih menggunakan hak pilihnya di kampung halaman. Sempat terjadi kemacetan di beberapa pintu tol utama seperti tol Gombak di pinggiran Kuala Lumpur dan tol Karak di Kuantan akibat antrian kendaraan yang meninggalkan Ibu Kota.
Selain memilih anggota parlemen pusat yang akan membentuk pemerintah persekutuan (Malaysia menggunakan sistem parlementer, berbeda dengan Indonesia yang presidensiil), pemilu Malaysia juga memilih anggota parlemen daerah yang akan membentuk pemerintahan negara bagian.
Sampai saat ini, Panitia pemilihan telah mendaftar 13.291.385 calon pemilih. Jumlah ini naik 2,37 juta atau 21,69 persen dari daftar pemilih pada pemilu ke-12 tahun 2008 lalu.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.