TEMPO.CO, Munich - Pemimpin oposisi Suriah Moaz Alkhatib meminta Presiden Suriah Bashar al-Assad memulai pembicaraan untuk penyerahan kekuasaan dan menyelamatkan negara dari kehancuran yang lebih besar. Tahun ini adalah tahun kedua pertumpahan darah di negeri itu.
Demi menekan Assad untuk menanggapi tawaran perundingan, Alkhatib mengatakan ia akan menemui wakil presiden. "Saya meminta mereka untuk mengirim Farouq al-Shara--jika ide itu diterima, dan kita bisa duduk dengannya (untuk berunding)," katanya, mengacu pada Wakil Presiden Suriah yang secara implisit menjauhkan diri dari tindakan keras Assad.
Ia menyatakan hal itu usai mengadakan pertemuan dengan pejabat Rusia, Amerika Serikat, dan Iran di Jerman. Alkhatib mengatakan tidak satu pun dari mereka memiliki jawaban terhadap di negeri itu dan Suriah harus menyelesaikannya sendiri.
"Masalah ini sekarang ada pada Assad.. untuk menerima negosiasi untuk mundur dengan kerugian lebih sedikit," katanya kepada televisi Al Arabiya.
Pekan lalu, kubu oposisi yang moderat menyatakan siap untuk berbicara dengan perwakilan Assad. Langkah itu sempat menuai protes di antara mereka dan melanggar hal yang selama ini dianggap tabu, yaitu melakukan kontak dengan Damaskus.
Alkhatib mengatakan tidak ada pengkhianatan untuk berdialog demi mengakhiri konflik di mana lebih dari 60 ribu orang tewas dan 700 ribu orang hidup di pengungsian.
"Rezim harus mengambil sikap yang jelas (pada dialog) dan kami katakan kami akan mengulurkan tangan kami untuk kepentingan rakyat dan untuk membantu rezim mundur secara damai," katanya, dalam komentar terpisah untuk televisi Al Jazeera.