Sejumlah demonstran berunjukrasa menuntut pemerintah menutup tempat pengelolaan sampah besar di pinggiran Beijing yang menyebabkan polusi udara (20/9). Foto: AP/ Elizabeth Dalziel
TEMPO.CO, Guandong - Komite editor (dewan redaksi) tabloid The Southern Weekly Selasa, 8 Januari 2013 melakukan perundingan dengan manajemen perusahaan yang mewakili departemen propaganda pemerintah. Menurut seorang editor yang menolak disebut namanya, perundingan itu membahas sensor yang dilakukan departemen propaganda Provinsi Guangzhou.
“Komite editor meminta agar pemerintah melonggarkan kekangan terhadap media. Kami menyarankan petinggi Partai Komunis dapat memberikan arahan, tetapi tidak mencampuri isi reportase dan penyuntingan berita, termasuk tidak membahas isi berita hingga diterbitkan,” kata editor itu.
Pertemuan juga digelar untuk membahas nasib penerbitan tabloid edisi pekan ini. Pejabat departemen propaganda meminta agar penerbitan tabloid liberal itu kembali normal pada Kamis mendatang. Namun, para editor mengajukan syarat jika penerbitan berlangsung Kamis, mereka diperbolehkan menulis surat kepada pembaca untuk menjelaskan insiden ini dengan versi editor.
Ketegangan antara awak media The Southern Weekly dengan departemen propaganda ini telah berlangsung sejak pekan lalu. Tajuk rencana Tahun Baru mengenai pentingnya hak konstitusional tiba-tiba disabotase oleh departemen propaganda provinsi. Tajuk rencana kemudian diganti dengan artikel pujian bagi Partai Komunis, penguasa tunggal Cina.
Staf editor kemudian menulis dua surat protes menuntut kepala departemen propaganda provinsi, Tuo Zhen, mundur karena insiden ini. Pada Ahad lalu, suasana semakin memanas setelah situs media yang dikelola manajemen pro-pemerintah membantah adanya penggantian tajuk rencana.
Sekitar seratus jurnalis dan aktivis pendukung kebebasan media pun berunjuk rasa sejak awal pekan. Hingga hari ini, unjuk rasa kembali berlangsung. Situasi memanas setelah sejumlah demonstran pro-pemerintah memprovokasi pendukung The Southern Weekly.