TEMPO.CO, Jakarta - Kamis sore waktu New York, 29 November 2012, merupakan momen bersejarah bagi Palestina. Sebab, status Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa baru saja mengalami perubahan.
Kini, Palestina memiliki status non-member observer state alias negara peninjau. Status tersebut memang bukan berarti Palestina lantas menjadi anggota penuh PBB, namun setidaknya PBB mengakui Palestina sebagai negara.
"Pengesahan Palestina menjadi non-member observer state di PBB memiliki simbol politik yang sangat penting dalam diplomasi," kata Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dalam keterangan tertulis, Jumat, 30 November 2012.
Sebelumnya, Palestina yang masih berstatus non-member observer entity gagal melakukan bidding untuk menjadi anggota PBB secara penuh. Kemudian Palestina melakukan bidding alternatif untuk mengubah statusnya menjadi non-member observer state.
Adapun kegagalan Palestina dalam melakukan bidding menjadi anggota PBB, salah satunya, karena keberadaan Hamas, yang membuat negara tersebut dicap oleh PBB 'bukan negara yang cinta damai'.
Akhirnya, melalui pemungutan suara para anggota PBB yang digelar sore hari waktu New York atau Jumat dinihari waktu Indonesia, status Palestina sebagai negara diakui. Indonesia mendukung hasil pemungutan suara tersebut.
Marty mengatakan, dukungan Indonesia bukan hanya ketika pemungutan suara digelar, namun juga ketika ikut memprakarsai resolusi perubahan status Palestina. Indonesia dan beberapa negara lain yang ikut memprakarsai disebut co-sponsor.
MUHAMAD RIZKI
Berita terpopuler lainnya:
PBB Resmi Akui Palestina Sebagai Negara
Palestina Ingin Seperti Indonesia
Indonesia Tak Akan Buka Hubungan Diplomatik Israel
Ketika Dubes Palestina Kelimpungan Mau Merokok
Sekjen PBB: Palestina Butuh Status Baru
Berita terkait
Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel
27 Januari 2021
Pemerintahan Joe Biden juga akan membuka dua kantor perwakilan diplomatik Palestina di Washington dan Yerusalem setelah ditutup Donald Trump.
Baca SelengkapnyaGara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika
1 Januari 2018
Palestina menarik Husam Zomlot, dubes untuk Amerika Serikat menyusul keputusan kontroversial Washington soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel
Baca SelengkapnyaMesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina
18 September 2017
Mesir sambut rekonsiliasi Hamas dan Fatah untuk membangun persatuan Palestina.
Baca SelengkapnyaHamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
18 September 2017
Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat
4 September 2017
Warga lainnya di kamp pengungsi, Aziz Arafeh, juga mengalami luka tembak di bagian lengan.
Baca SelengkapnyaIsrael Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara
30 Agustus 2017
PBB mengatakan Israel bangun pemukiman di Palestina menjadi hambatan utama mencapai solusi dua negara dan proses perdamaian dengan Palestina.
Baca SelengkapnyaForum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina
2 Agustus 2017
mengusulan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memberikan perlindungan internasional terhadap Masjid Al-Aqsa sebagai kompleks suci tiga agama.
Baca SelengkapnyaMasjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina
29 Juli 2017
DPP PKB menggelar halaqoh ulama rakyat di Ponpes Al-Mizan Majalengka Jawa Barat mencari solusi konflik di Masjid Al Aqsa antara Palestina-Israel.
Baca SelengkapnyaDin Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina
28 Juli 2017
Din menilai pemerintah mampu mengerahkan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam dengan mengusulkan sidang darurat.
Baca SelengkapnyaPresiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel
22 Juli 2017
Presiden Palestina Mahmoud Abbas membekukan sementara hubungan dengan Israel sebagai protes atas peraturan keamanan Masjid Al-Aqsa yang baru.
Baca Selengkapnya