TEMPO.CO, Brussel - NATO, organisasi pertahanan negara-negara Atlantik Utara, mempertimbangkan permintaan salah satu anggotanya, Turki, untuk mengirimkan misil Patriot guna mempertahankan negara itu dari serangan tetangganya, Suriah.
Keterangan itu disampaikan oleh Anders Fogh Rasmussen, Komandan NATO, Rabu, 21 November 2012. Menurutnya, "Sekutu akan mendiskusikan permintaan Turki sesegera mungkin."
Turki meminta diperbolehkan menggunakan misil darat ke udara, menyusul pembicaraan dengan NATO guna memperkuat keamanan di perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan Suriah, setelah wilayahnya kerap dihujani mortir akibat konflik internal dengan kelompok oposisi.
"NATO memiliki komitmen melawan ancaman dan mempertahankan integritas teritorinya," kata Rasmussen dalam sebuah pernyataan. Sumber-sumber diplomat mengatakan kepada kantor berita AFP, para duta besar NATO bertemu pada Rabu, 21 November 2012, guna membahas permintaan Turki. "Sepertinya permintaan itu dipenuhi."
Rasmussen mengatakan, sebuah tim akan segera berkunjung ke Turki pekan depan untuk mensurvei kemungkinan pengiriman rudal Patriot ke negeri itu. Ahmet Davutoglu, Menteri Luar Negeri Turki, mengatakan di Ankara, Selasa, 20 November 2012, bahwa misil Patriot digunakan untuk pencegahan dan sebagai alat mempertahankan diri.