Kekerasan atas Rohingya Menyebar ke Suku Lain  

Reporter

Senin, 29 Oktober 2012 17:46 WIB

Sejumlah warga Rohingya terlihat di antara rumah yang terbakar saat terjadinya bentrokan antara kaum Buddha Rakhine dan Muslim Rohingya di Sittwe, Myanmar, Minggu (10/6). REUTERS/Staff

TEMPO.CO, Yangoon - Kekerasan di Myanmar tak sekedar menghantam suku Rohingya yang beragama Islam dan keturunan Bangladesh, melainkan juga menimpa suku Kaman. Myanmar sendiri terdiri dari 130 suku yang diakui pemerintah.

Oleh karena itu, PBB meminta kepada pihak-pihak yang bertikai di Myanmar untuk segera menghentikan kekerasan, menyusul bentrok berdarah yang telah menewaskan puluhan orang dan menyebabkan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal.

Badan dunia ini mengatakan, sebuah tim dipimpin oleh Ashok Nigam, Koordinator Kemanusiaan dan Permukiman, telah mengunjungi negara bagian dan melihat skala peningkatan kerusakan rumah di sana.

Pemerintah Myanmar memperkirakan lebih dari 22.500 orang kehilangan rumahnya pekan lalu dan lebih dari 4.600 rumah telah hangus terbakar. Untuk mengatasi kerusuhan, pemerintah mengerahkan pasukan keamanan ke kawasan sengketa antara etnik Buddha Rakhine dengan muslim Rohingya yang pecah pada 21 Oktober 2012.

Ketegangan menjurus kekerasan berdarah di negara bagian Rakhine pecah beberapa bulan lalu setelah umat muslim setempat dituduh memperkosa dan membunuh seorang perempuan Bundha pada Juni 2012. Kekerasan ini menyebabkan sejumlah puluhan orang tewas dan puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.

"Saya prihatin dengan ketakutan. Saya juga melihat adanya ketidakpercayaan di mata para pengungsi di kedua pihak," kata Nigam dalam sebuah pernyataan.

Secara keseluruhan, jumlah orang yang kehilangan tempat tinggal diperkirakan mencapai 100 ribu. Hampir semuanya kini tinggal di kamp pengungsian di sekitar ibu kota negara bagian Sittwe.

"Etnis Rakhine kembali menyerang kami dengan belati. Mereka membakar rumah kami kendati kami sudah tidak ada di sana. Sekarang saya hanya mengenakan pakaian yang menempel di tubuh saya," kata seorang perempuan berusia 63 tahun di salah satu kamp pengungsi. "Saya tidak bisa kembali."

Umat Buddha Rakhine di Kyaukpyu memberikan keterangan berbeda ketika dihubungi oleh kantor berita Reuters. Dia mengatakan, Rakhine dan muslim telah berperang menggunakan pisau, pedang, tongkat, dan ketapel. Dalam perkelahian tersebut, umat muslim kewalahan. Selanjutnya mereka membakar rumah mereka sendiri dan melarikan diri," katanya.

Diperkirakan 800 ribu etnis Rohinya tak memiliki kewarganegaraan. Mereka dianggap imigran gelap dari Bangladesh oleh pemerintah dan rakyat Myanmar. Bahkan, mereka disebut sebagai suku "Bengali". Akan tetapi, muslim lainnya di negara bagian Rakhine juga menjadi sasaran kekerasan.

Tak jauh dari kamp pengusian di Sittwe, beberapa orang yang kehilangan tempat tinggal mengatakan bahwa mereka adalah dari suku Kaman, suku minoritas yang mendapatkan perhatian dari pemerintah Myanmar, negara yang memiliki 130 kelompok etnis.

"Ayah saya adalah seorang muslim dan ibu saya Buddha. Mereka menyerang kami karena menyamakan kami dengan Rohingya," kata Aye Kyaw, seorang Kaman yang melarikan diri dari kerusuhan di Kyaukpyu kepada kantor berita AFP.

"Kami bukan Rohingya. Kami bukan imigran dari negara lain," kata pria 30 tahun ini yang komunitasnya telah menetap di Rakhine selama berabad-abad. Dia mengatakan Rakhine telah menyiksanya dengan kejam.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita Terpopuler:
Dahlan Akan Buka Oknum DPR Peminta Jatah ke BUMN

Kisah Jenderal Pramono Edhi dan Makelar Senjata

Rahasia Kisah Asmara W.R. Soepratman

Siasat Dagang Makelar Senjata

Ketika Senjata Tempur TNI Sudah Tua dan Lelah

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya