1.800 Aparat Amankan Konjen AS di Surabaya

Reporter

Jumat, 21 September 2012 13:07 WIB

Seorang peserta unjuk rasa menunjukan poster kecaman terhadap Amerika Serikat di depan Kedubes AS, Jalan Merdeka Selatan, Senin (17/9). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Surabaya - Sebanyak 1.800 personel gabungan Kepolisian Daerah Jawa Timur dan aparat TNI diterjunkan untuk amankan unjuk rasa Gabungan Masyarakat Islam Surabaya (Gamis) di depan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, siang ini.

Kepala Polres Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Tri Maryanto mengatakan, sebanyak 1.500 personel berasal dari kepolisian, dan selebihnya bantuan dari TNI. "Demi keamanan bersama, TNI kami libatkan," kata Tri Maryanto kepada Tempo, Jumat, 21 September 2012.

Menurut Tri, petugas disebar di beberapa titik, yaitu di kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di kawasan perumahan Citraland Surabaya, bekas kantor Konsulat Jenderal Amerika di kawasan Jalan Dr Soetomo Surabaya, kantor Konsulat Jenderal Prancis di Jalan Ratna, serta di depan restoran cepat saji McDonald di Jalan Raya Darmo.

Menurut surat pemberitahuan yang disampaikan ke Polrestabes Surabaya, unjuk rasa yang digelar Gamis akan diikuti sekitar 300-500 orang. Pengunjuk rasa merupakan massa gabungan dari Jamaah Anshorut Tauhid, Dakwah Wal I'lam, Majelis Mujahidin Indonesia, serta beberapa organisasi Islam lainnya.

Polisi berjanji akan melakukan pengamanan unjuk rasa secara maksimal. "Masyarakat tidak usah panik. Kalau ada pesan-pesan via SMS dan BBM yang memperkeruh suasana, tidak usah didengarkan," ujarnya.

Sebelumnya, ancaman terkait rencana unjuk rasa yang akan digelar siang ini beredar luas di pesan BlackBerry. Ancaman itu, di antaranya, berisi imbauan untuk mewaspadai dan menghindari jalur jalan yang akan dilalui pengunjuk rasa, di antaranya di kawasan Jalan Raya Dharmo, Surabaya.

Dihubungi terpisah, Zulkarnain Yusuf, juru bicara Gamis, memastikan unjuk rasa yang akan digelar siang nanti tidak akan anarkistis. "Kalau berjalan normal, massa kami tidak mungkin anarkistis," kata dia.

Gamis meminta polisi memberikan pengamanan kepada massa pengunjuk rasa dari provokator yang bisa saja menyusup di tengah-tengah massa. "Di beberapa tempat, massa anarkistis karena ada penyusup yang melempar batu terlebih dahulu," ujarnya.

Unjuk rasa siang nanti, kata dia, digelar untuk menentang film Innocence of Muslims serta karikatur Nabi Muhammad.

FATKHURROHMAN TAUFIQ


Berita Terkait
Clinton: Kedubes AS di Indonesia Tutup Sementara

Hari Ini, Demo Tolak Film Anti-Islam di Konjen AS

Kamis Depan, Massa Ormas Islam Luruk Konjen AS

10 Orang Terkaya di Amerika Serikat 2012

Protes Film Innocence of Muslims, KFC Disegel

Berita terkait

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

1 jam lalu

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

3 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

4 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya