Biksu Myanmar Dukung Pengusiran Warga Rohingya

Reporter

Selasa, 4 September 2012 04:54 WIB

Sejumlah wanita suku Rohingya, yang bisanya tinggal di perbatasan Myanmar Bangladesh, berjalan untuk mengambil air di kamp pengungsian di Kutupalong, Bangladesh (7/3). Foto disiarkan hari ini (13/3). AP/Pavel Rahman

TEMPO.CO, Mandalay Ribuan pengunjuk rasa, termasuk ratusan biksu, menggelar unjuk rasa mendukung opsi deportasi terhadap etnis Rohingya dari Myanmar, Senin 3 September 2012. Demonstrasi terbesar sejak berakhirnya pemerintahan junta militer pada 2011 itu berlangsung di Kota Mandalay sejak Ahad lalu hingga hari ini, Selasa 4 September 2012.

Unjuk rasa itu dipimpin oleh U Wirathu, biksu terkenal dari biara Kota Ma Soe Yein. "Kami mendukung kebijakan Presiden Thein Sein dalam masalah Rohingya," kata U Wirathu.

Pada Juli lalu, Thein Sein mengajukan opsi deportasi seluruh warga etnis Rohingya dari Myanmar atau memindahkan mereka ke lokasi pengungsian Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), tapi dunia internasional menentang keras usul ini.

Aksi berani juga ditunjukkan oleh para demonstran yang menggunakan kaus bergambar Thein Sein di bagian depan dan foto utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk hak asasi manusia, Tomás Ojea Quintana, disilang di bagian belakang. Mereka menilai PBB melakukan intervensi dalam masalah Rohingya.

Aparat keamanan menjaga ketat unjuk rasa ini. Bahkan terdapat laporan yang menyatakan unjuk rasa hari ini dilarang karena jumlah peserta membengkak, dari 100 orang menjadi ribuan. Demonstrasi pun dibatasi hanya berlangsung satu jam dari pukul 10 pagi.

Pada pertengahan Agustus lalu, Thein Sein berbalik menuding para biksu dan politikus etnik Arakan sebagai dalang mengobarkan kebencian kepada warga muslim Rohingya. "Partai-partai politik, sejumlah biksu, dan para individu meningkatkan kebencian etnik," ujar Thein Sein dalam laporan yang dikirim ke parlemen Myanmar pada 17 Agustus lalu.

Ia juga mengatakan warga etnis Arakan tidak dapat menerima Rohingya sebagai warga negara. "Orang-orang Arakan terus berpikir untuk meneror warga muslim Benggali yang tinggal di negara itu," katanya, menggunakan satu istilah yang sering digunakan di Myanmar untuk warga Rohingya.

Pemerintah Myanmar menerima kecaman keras dari kelompok-kelompok hak asasi manusia setelah bentrokan antara warga Rohingya dan etnis Arakan yang, menurut pemerintah, menewaskan 87 orang dari kedua pihak pada Juni lalu.

THE IRRAWADDY | DVB | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita lain:
Kekasih Saif Gaddafi Minta Tolong Tony Blair

Pentagon ''Gertak'' Penulis Buku Opreasi Bin Laden

Serangan Jet tanpa Awak Amerika di Yaman, 8 Tewas

Israel Evakuasi Warga di Daerah Pendudukan Migron

Mantan Marinir Umbar Tembakan di Supermarket

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya