TEMPO.CO, Denpasar -The Sukarno Center menganugerahi tokoh demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, dengan penghargaan "The Sukarno Prize".
Ketua Dewan Pembina The Sukarno Center, Sukmawati Sukarno Putri, mengatakan, penghargaan berupa medali emas ke Suu Kyi diberikan karena perjuangannya menciptakan demokrasi di Myanmar.
"The Sukarno Prize merupakan penghargaan internasional yang kami berikan secara khusus kepada para pemimpin dunia yang memiliki kesamaan visi dalam menciptakan perdamaian dunia sebagaimana dicita-citakan oleh Bung Karno," kata Sukmawati dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 1 April 2012.
Penghargaan itu diberikan Sukmawati di kediaman Suu Kyi di Yangon, Myanmar, Kamis, 29 Maret 2012. Sukmawati didampingi I Gusti Ngurah Arya Wedakarna selaku President of The Sukarno Center yang berbasis di Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Sebelum menyerahkan penghargaan, Sukmawati berbicara secara khusus dengan putri mendiang Jenderal Aung San tersebut, di antaranya mengenai situasi politik di dua negara dan pergerakan kaum wanita di ASEAN.
Sukmawati menyatakan dirinya dan Aung San Suu Kyi memiliki kesamaan sejarah, yaitu keduanya adalah putri dari founding fathers serta dalam perjalanannya sejarah menghadapi tekanan politik dari penguasa berlatar belakang militer.
Aung San Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian 1991 itu, menyatakan rasa haru atas penghargaan yang diberikan. Suu Kyi terdorong menjadikan Burma (Myanmar) meniru Indonesia dapat mencapai perjuangan reformasi. Suu Kyi menyampaikan salam untuk rakyat Indonesia yang terus mendoakan perjuangannya.
WDA | ANT
Berita terkait
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta
31 hari lalu
Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.
Baca SelengkapnyaSekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar
46 hari lalu
Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting
Baca SelengkapnyaJunta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional
56 hari lalu
Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.
Baca SelengkapnyaRumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar
20 Maret 2024
Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu
Baca SelengkapnyaKomisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus
1 Maret 2024
Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaPertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos
29 Januari 2024
ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta
25 Januari 2024
Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.
Baca SelengkapnyaJunta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing
5 Januari 2024
Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.
Baca SelengkapnyaJunta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian
16 November 2023
Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.
Baca SelengkapnyaKalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta
11 November 2023
Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.
Baca Selengkapnya