TEMPO.CO, Sana'a-Bekas Wakil Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, 61 tahun, resmi menjadi Presiden Yaman. Ia menggantikan penguasa lama, Ali Abdullah Saleh, setelah berkuasa selama lebih dari 30 tahun. Siapakah sebenarnya Hadi?
Hadi mengawali kariernya dari dunia militer. Pria lima anak ini lulus sekolah tentara di Aden, selatan Yaman, dengan usia sangat muda, 19 tahun. Ia dinilai memiliki potensi jauh lebih baik dibanding rekan-rekannya. Ia kemudian menjalani berbagai pendidikan militer yang menempa kepribadiannya dan kemampuannya menangani masalah.
Hadi sempat dikirim ke Inggris untuk menjalani kursus militer dan penguasaan bahasa Inggris. Butuh waktu hanya dua tahun, ia dinyatakan lulus. Ia juga mengenyam pendidikan khusus korps tank militer di Kairo dan mempelajari komando khusus strategi perang di Rusia. Setelah dianggap profesional, Hadi ditempatkan sebagai komandan Divisi Lapis Baja di wilayah selatan yang memang rawan aksi separatis.
Sejumlah jabatan militer pernah didudukinya, Jenderal Staf divisi Lapis Baja, Jenderal Staf Akademi Militer dan akhirnya di periode ini ia menduduki posisi Direktur Departemen Pelatihan Angkatan Bersenjata pada 1972. Ia pun berperan sebagai anggota Komisi Gencatan Senjata dan Ketua Komite Militer setelah perang di Yaman utara.
Selain itu, ia terlibat dalam mengatasi perang saudara separatis Yaman selatan yang ingin melepaskan diri pada 1994. Ia mendapat promosi menduduki posisi Menteri Pertahanan Mei 1994 dan berlanjut ke kursi Wakil Presiden Ali Saleh. Ia menjadi orang kepercayaan Saleh selama 33 tahun memimpin Yaman.
Kelihaian Hadi dan pengalamannya, membuat Saleh memberikan wewenang penuh untuk bernegosiasi dengan negara teluk menyelesaikan krisis politik pada 2011. Dengan segudang pengalaman itu, Hadi diprediksi bisa membawa revolusi demokrasi di Yaman. Hanya, banyak yang khawatir Hadi tidak punya nyali kuat memangkas kroni Saleh. Apalagi untuk menyeretnya ke muka hukum seperti tuntutan para oposisi.
NATIONAL YEMEN | GUARDIAN | EKO ARI | MARIA RITA
Berita terkait
Yaman Merugi Rp 700 Triliun Akibat Perang
26 Maret 2019
Yaman menderita kerugian US$ 50 miliar atau Rp 708 triliun sejak perang Yaman pecah pada wal 2015 silam.
Baca SelengkapnyaNGO Ungkap Korban Tewas Yaman 6 Kali Lebih Banyak dari Rilis PBB
15 Desember 2018
Organisasi non-pemerintah ACLED mengungkapkan korban tewas di Yaman enam kali lebih tinggi daripada data yang dirilis oleh PBB.
Baca SelengkapnyaPresiden Yaman, Hadi Perintahkan Pasukannya Serang Milisi Houthi
5 Desember 2017
Presiden Yaman, Hadi perintahkan pasukannya serang milisi Houthi di Sanaa dan janjikan pengampunan bagi yang keluar dari Houthi.
Baca SelengkapnyaHouthi Ambil Alih Ibukota Yaman Setelah Bunuh Eks Presiden
5 Desember 2017
Milisi Houthi mengumumkan pengambilalihan Sanaa, ibukota Yaman beberapa jam setelah kematian eks presiden Yaman Ali Abdullah Saleh,
Baca SelengkapnyaSerangan Udara Saudi Menyasar Hotel di Yaman, 60 Tewas
24 Agustus 2017
Sedikitnya 60 orang tewas akibat serangan udara koalisi Arab Saudi yang menyasar sebuah hotel di Arhab, Yaman
Baca SelengkapnyaArab Saudi Kerahkan Pasukan ke Aden Yaman
20 Agustus 2017
Sejumlah pejabat Yaman yang pro bekas presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi mengklaim bahwa Arab Saudi telah mengerahkan pasukan ke Aden, Yaman.
Baca SelengkapnyaPalang Merah Internasional Desak Saudi Hentikan Perang di Yaman
29 Juli 2017
Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Peter Maurer, mendesak Arab Saudi dan koalisinya mengakhiri perang di Yaman
Baca SelengkapnyaDalam Dua Pekan, 51 Warga Yaman Tewas Akibat Kolera
12 Mei 2017
Wabah kolera yang merebak di wilayah konflik Yaman selama dua pekan terakhir telah merenggut 51 nyawa warga.
Baca SelengkapnyaRekrut Milisi Baru, Al Qaeda Bikin Kuis Berhadiah Senapan AK47
12 Mei 2017
Berupaya merekrut milisi baru di Yaman, kelompok radikal Al Qaeda menggelar kuis berhadiah menarik, mulai dari senapan AK47 hingga laptop
Baca SelengkapnyaPeringati Dua Tahun Perang, Puluhan Ribu Warga Yaman Unjuk Rasa
27 Maret 2017
Puluhan ribu warga Yaman berunjuk rasa di ibu kota Sanaa untuk
memperingati dua tahun perang yang berkecamuk di negara paling
miskin di wilayah Arab