Bermula dari Halabjah

Reporter

Editor

Minggu, 4 Januari 2004 12:08 WIB

Wartawan Tempo, Rommy Fibri, kembali ke Irak, 18 Desember 2003. Ini adalah perjalanan keduanya ke "Negeri 1001 Malam" itu. Sesaat sebelum Baghdad jatuh, April lalu, dia juga berada di sana melaporkan detik demi detik keadaan Irak sebelum akhirnya jatuh ke tangan pasukan koalisi Amerika Serikat. Inilah catatan hariannya:_________________________________________________________"It is not allowed for Ba'aths to enter". Anggota Partai Baaths dilarang masuk. Tiang larangan ini terpancang kokoh di pintu masuk "Monumen Halabjah". Pesan satirik ini merupakan simbol perlawanan tiada henti dari suku Kurdistan terhadap kekuasaan Saddam Husein. Pada 16 Maret 1988, desa yang terletak sekitar 75 kilometer sebelah tenggara Sulaymaniah ini diguyur bom kimiawi oleh Sadam. "Lima ribu orang terbunuh seketika," kata Ibrahim Hawramani, Direktur Monumen Halabjah. Dari foto-foto yang terpampang di monumen, anak-anak dan orang tua terlihat bergelimpangan menemui ajal. Bagi orang-orang Kurdi, Halabjah layaknya kota suci Karbala bagi umat Syiah. Ia menjadi saksi bisu, betapaatas nama politik, pembantaian anak-anak manusia begitu tiada harga. Dengan mudahnya bom dijatuhkan,dan si pengebom berpikir segala masalah langsung selesai. Ternyata tidak bagi Halabjah. Siksaan dan tekanan terhadap mereka, justru membuahkan perlawanan panjang tiada akhir. Bukannya surut nyali, mereka seolah malah makin perkasa dan digdaya. Sejak berdiri pada 1898, kota kecil ini bak tak putus dirundung malang. Awalnya, pada sekitar 1963 PresidenAbdul Karim Qasim menembaki ratusan penduduk Halabjah. Alasannya, sangat politis, mereka dianggap mengobarkan semangat revolusi Kurdistan melawan pemerintahan yang sah. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya bergerilya naik-turun gunung. Bahkan foto Jalal Talabani ketika masih gerilya di hutan-hutan pada 1962 pun menghiasi dinding monumen. Ganti presiden, bukan berarti angin baik bagi Halabjah. Giliran Presiden Hasan Bakr yang mengejar mereka hingga ke gunung-gunung. Dan perburuan itu pun tetap berlanjut ketika Saddam Husein memegang kekuasaan. Menurut Sheelan Kanaka, Juru Bicara Partai Uni Patriotik Kurdistan (PUK), pada 1987 Sadam membunuh ratusan penduduk Halabjah dengan bom napalm. "Baru pada 1988, tragedi bom kimiawi terjadi," ujarnya ketika ditemui di kantornya di Sulaymaniah. Bangsa Kurdi agak bisa bernafas lega, paska Perang Teluk 1991. Memanfaatkan momentum terpuruknyakekuasaan Saddam akibat tekanan Amerika, Kurdi minta otonomi khusus. Dengan dukungan Amerika, merekamenekan Saddam hingga memberikan larangan pada angkatan udara Irak untuk melintasi wilayah otonomi Kurdi.Sejak itu, kekerabatan Kurdistan dan Amerika makin terajut. Tak heran, jika dalam perang kemarin, seluruhwilayah Kurdi membuka pintu lebar-lebar pada pasukan Amerika yang mau menguasai Bagdad. Akan halnya monumen itu sendiri, sejak 17 Januari 2001, Jalal Talabani (Presiden Partai Uni PatriotikKurdistan) dan berbagai partai suku Kurdistan meminta insinyur Jamal Bakr Qashab untuk membangunnya. Meskibelum sepenuhnya rampung, pada 15 September 2003 monumen ini sudah mulai dibuka. Para pejabat Amerikadan Kurdistan pun tak hendak absen, seperti Collin Powell, Paul Bremer, dan Masoud Barzani. Bangunan seperti Monumen Nasional (Monas) Jakarta ini dibangun di atas tanah seluas lapangan bola. Hanyasaja, menaranya cuma setinggi 19,88 meter. Ini merupakan angka tahun tragedi Halabjah. Di ruangan I,terpajang foto-foto lama para pejuang Kurdistan yang berasal dari Halabjah. Jalal Talabani, salah satudi antaranya. Ruangan II berisi diorama tragedi bom kimia tersebut. Patung-patung diatur sedemikian rupa sehinggamendekati kejadian aslinya. Dari situ tergambar jelas bagaimana posisi anak-anak kecil, perempuan, orangtua, dan ternak-ternak menemui ajalnya. Selanjutnya, ruangan III merupakan ruang pertemuan. Kursi sebanyak 240 buah tertanam di atas karpet mewah berwarna abu-abu. "Ini ruang rapat Kurdistan," kata Ibrahim. Sementara ruangan IV, memampangkan foto-foto para korban. Kebanyakan foto-foto itu dikumpulkan dari para jurnalis yang mengabadikan tragedi 1988 itu. Di tengah seluruh ruangan tersebut, membumbung tinggi bangunan kubah. Di dindingnya, terpahat 5000 nama parakorban. Ada pula pahatan kata-kata bijak yang diambil dari bekas presiden Amerika George Bush, ayah PresidenGeorge W. Bush, dan juga bekas Sekjen PBB Xavier Perez de Cuellar. Lantas, kenapa seluruh presiden Irak membunuhi rakyat Kurdi di Halabjah? "Karena seluruh revolusi Kurdistanbermula dari Halabjah," kata Ibrahim. @

Berita terkait

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

3 menit lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Surya Paloh Mengaku Tidak Tahu

6 menit lalu

Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Surya Paloh Mengaku Tidak Tahu

Surya Paloh tidak tampak dalam acara yang digelar di kediaman Anies di Lebak Bulus itu.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

12 menit lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

28 menit lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

29 menit lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Kehidupan Warga Gaza Hancur Gara-gara Serangan Israel, Ini Detailnya

29 menit lalu

Kehidupan Warga Gaza Hancur Gara-gara Serangan Israel, Ini Detailnya

Jalur Gaza mengalami bencana kemanusiaan selama hampir tujuh bulan sejak serangan Israel sebagai balasan serangan Hamas 7 Oktober ke wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

35 menit lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

40 menit lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

42 menit lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

43 menit lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya