Serangan AS ke Irak Bermotifkan Minyak

Reporter

Editor

Jumat, 18 Juli 2003 10:28 WIB

TEMPO Interaktif, Washington:Organisasi lingkungan hidup internasional, Greenpeace, mengecam rencana serangan Amerika Serikat ke Irak dan menuduh upaya itu bermotifkan untuk menguasai minyak. Mereka juga memperingatkan bahwa setidaknya empat juta orang akan merasakan akibat langusng dari perang itu. Dalam siaran persnya, seperti dilansir AFP, Senin (27/1), Greenpeace menyatakan, dalam perang konvensional korban bisa mencapai 250 ribu dan kebanyakan sipil. Jika perang melibatkan bahan kimia atau nuklir, korban akan mencapai empat juta. Selain itu, akibat kontaminasinya pun akan dirasakan pula oleh generasi berikutnya. Greenpeace menyatakan, Presiden Amerika Serikat George W. Bush hanya ingin menguasai Irak, yang kaya cadangan minyak, untuk kepentingan industri minyak dan senjata Amerika. Karena itulah, Greenpeace menilai AS melakukan pelanggaran hukum internasional kalau melakukan aksi militer ke Irak secara sepihak. Hal senada disampaikan Forum Masyarakat Dunia di Brazil yang menolak rencana penyerangan ke Amerika ke Irak. Mereka juga beranggapan bahwa penyerangan ini merupakan keinginan Amerika untuk menguasai minyak. Satu-satunya motif dalam perang ini adalah menguasai minyak, kata Vittorio Agnoletto, perwakilan dari Forum Masyarakat Eropa. Forum Masyarakat Dunia mendesak PBB untuk bertindak dan menghentikan rencana Amerika itu. Jika PBB masih ingin punya peranan di masa depan, jangan mendukung Amerika dalam perang, kata Agnoletto. PBB harus mendengar keinginan warga dunia yang tidak menginginkan perang, tambahnya. Menanggapi tuntutan ini, Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, meyakinkan bahwa keinginan forum itu akan dijadikan bahan pertimbangan. Dalam Suratnya, yang dibacakan oleh Nitin Desai, Annan mengatakan bahwa PBB mengahadapi ujian yang maha berat dalam sejarah. PBB atau pemerintah (Amerika) tidak akan bertindak sendiri tanpa melibatkan pihak lain, katanya. Aktifis dan pengamat politik Amerika, Noam Chomsky dalam siaran jarak jauhnya di forum mengatakan, hampir tidak ada orang di dunia ini, termasuk warga Amerika dan Inggris, yang ingin perang. "Hampir bisa dipastikan bahwa tidak banyak berlawanan, namun mereka justru telah melangkah lebih jauh dan mengakibatkan bahaya yang serius," ujarnya. (Yandi-berbagai sumber)

Berita terkait

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

9 menit lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

9 menit lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Persiapan Hotel The Mark Tempat Selebriti Menginap saat Met Gala 2024

9 menit lalu

Persiapan Hotel The Mark Tempat Selebriti Menginap saat Met Gala 2024

Selama periode Met Gala 2024, Hotel The Mark menerima sekitar 60 tamu

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Waskita Karya: 2 Proyek IKN Rampung, Kebut 10 Proyek Lagi hingga Semester I 2024

1 jam lalu

Waskita Karya: 2 Proyek IKN Rampung, Kebut 10 Proyek Lagi hingga Semester I 2024

Waskita Karya telah merampungkan 2 dari 12 proyek IKN yang tengah dibangun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

1 jam lalu

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

Pelantikan Vladimir Putin sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada upacara pelantikan yang akan digelar di Moskow.

Baca Selengkapnya

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

3 jam lalu

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

Video animasi yang dibagikan oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan partai Kongres sebagai oposisi dan komunitas Muslim.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

3 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

4 jam lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

4 jam lalu

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

Akibat pengeroyokan itu, dua mahasiswa Universitas Pamulang mengalami luka, satu di antaranya adalah penghuni kos lain yang berusaha melerai.

Baca Selengkapnya